UU Pajak Bumi dan Bangunan: Aturan dan Dampaknya bagi Pembangunan

Uu pajak bumi dan bangunan

UU Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sebuah regulasi yang mengatur pungutan pajak atas kepemilikan tanah dan bangunan, memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. UU PBB tidak hanya menjadi sumber pendapatan negara, tetapi juga mendorong pemanfaatan lahan secara optimal dan mendorong pembangunan infrastruktur.

UU PBB telah mengalami berbagai perubahan dan penyempurnaan sejak pertama kali diberlakukan. Aturan ini mengatur berbagai aspek, mulai dari subjek dan objek pajak, tarif dan dasar pengenaan, hingga prosedur pembayaran dan hak-hak wajib pajak. Dengan memahami UU PBB, masyarakat dapat memahami kewajibannya dan berperan aktif dalam pembangunan.

Pengertian UU Pajak Bumi dan Bangunan

Regarding extensions assurances

UU Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pajak yang dikenakan atas kepemilikan tanah dan bangunan di Indonesia. Pajak ini menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi negara, dan memainkan peran vital dalam pembangunan nasional.

Sejarah Perkembangan UU PBB

UU PBB telah mengalami beberapa kali perubahan dan revisi sejak pertama kali diberlakukan. Berikut adalah beberapa tonggak penting dalam sejarah perkembangan UU PBB:

  • 1950: UU No. 14 Tahun 1950 tentang Pajak Bumi dan Bangunan menjadi UU pertama yang mengatur tentang PBB di Indonesia. UU ini mengatur tentang dasar pengenaan pajak, objek pajak, dan tarif pajak.
  • 1985: UU No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan menggantikan UU No. 14 Tahun 1950. UU ini melakukan beberapa perubahan penting, seperti penghapusan pajak bumi dan bangunan yang terpisah, serta penggabungannya menjadi satu jenis pajak.
  • 1994: UU No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan mengganti UU No. 12 Tahun 1985. UU ini melakukan beberapa perubahan penting, seperti perubahan tarif pajak, serta penambahan objek pajak.
  • 2009: UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) mengganti UU No. 12 Tahun 1994. UU ini mengatur tentang PBB sebagai salah satu jenis pajak daerah.

Tujuan UU PBB, Uu pajak bumi dan bangunan

Tujuan utama UU PBB adalah untuk:

  • Mendapatkan Pendapatan Negara: PBB merupakan sumber pendapatan penting bagi negara untuk membiayai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
  • Menciptakan Rasa Keadilan: PBB diterapkan secara adil dan merata kepada semua pemilik tanah dan bangunan, sehingga menciptakan rasa keadilan dalam pembagian beban pajak.
  • Meningkatkan Tata Kelola Tanah: PBB mendorong para pemilik tanah dan bangunan untuk mengelola aset mereka dengan baik dan bertanggung jawab, serta mencegah penyalahgunaan dan kepemilikan tanah yang tidak produktif.

Dasar Hukum UU PBB

UU PBB didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan, seperti:

  • Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Pasal 23A ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa pajak dan retribusi daerah dipungut untuk keperluan daerah dan diatur dalam undang-undang.
  • UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah: UU ini mengatur tentang PBB sebagai salah satu jenis pajak daerah dan mengatur tentang dasar pengenaan, objek pajak, dan tarif pajak.

Fungsi dan Manfaat UU PBB

UU PBB memiliki beberapa fungsi dan manfaat bagi negara dan masyarakat, yaitu:

  • Meningkatkan Pendapatan Negara: PBB menjadi sumber pendapatan penting bagi negara untuk membiayai berbagai program pembangunan, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
  • Menciptakan Keadilan Sosial: PBB diterapkan secara adil dan merata kepada semua pemilik tanah dan bangunan, sehingga menciptakan rasa keadilan dalam pembagian beban pajak.
  • Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Pendapatan dari PBB dapat digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Meningkatkan Tata Kelola Tanah: PBB mendorong para pemilik tanah dan bangunan untuk mengelola aset mereka dengan baik dan bertanggung jawab, sehingga dapat mencegah penyalahgunaan dan kepemilikan tanah yang tidak produktif.
  • Menciptakan Lingkungan yang Lebih Baik: Pendapatan dari PBB dapat digunakan untuk membiayai program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, seperti pengelolaan sampah dan reboisasi.

Subjek dan Objek Pajak

Worth shutterstock value valuation estate real arrive right much

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak yang dikenakan atas kepemilikan tanah dan/atau bangunan. PBB merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi pemerintah daerah. Untuk memahami PBB lebih lanjut, perlu dipahami tentang subjek dan objek pajak.

Perbedaan Subjek dan Objek Pajak PBB

Subjek pajak PBB adalah pihak yang berkewajiban membayar pajak, sedangkan objek pajak PBB adalah benda yang dikenakan pajak. Perbedaan keduanya terletak pada:

  • Subjek pajak PBB adalah orang pribadi atau badan hukum yang memiliki tanah dan/atau bangunan, baik atas nama sendiri maupun atas nama orang lain.
  • Objek pajak PBB adalah tanah dan/atau bangunan yang dimiliki oleh subjek pajak.

Subjek dan Objek Pajak PBB

Berikut adalah tabel yang berisi informasi mengenai subjek dan objek pajak PBB:

Subjek Pajak Objek Pajak
Orang pribadi Tanah dan/atau bangunan yang dimiliki oleh orang pribadi
Badan hukum Tanah dan/atau bangunan yang dimiliki oleh badan hukum

Contoh Objek Pajak PBB

Berikut adalah contoh-contoh objek pajak PBB yang umum dijumpai:

  • Rumah tinggal
  • Gedung perkantoran
  • Toko
  • Pabrik
  • Gudang
  • Lahan kosong
  • Perkebunan
  • Peternakan

Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak: Uu Pajak Bumi Dan Bangunan

Tax kerala building luxury revised rates james slideshare presentation

Tarif dan dasar pengenaan pajak PBB merupakan dua komponen penting yang menentukan besaran pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Tarif pajak PBB merupakan persentase dari nilai jual objek pajak (NJOP) yang dikenakan sebagai pajak. Sementara itu, dasar pengenaan pajak PBB adalah nilai NJOP yang digunakan untuk menghitung besaran pajak.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai tarif dan dasar pengenaan pajak PBB.

Cara Penentuan Tarif Pajak PBB

Tarif pajak PBB ditentukan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) yang berlaku di masing-masing daerah. Tarif pajak PBB biasanya dibedakan berdasarkan jenis dan lokasi objek pajak. Sebagai contoh, tarif pajak PBB untuk tanah dan bangunan di daerah perkotaan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.

Selain itu, tarif pajak PBB juga dapat dibedakan berdasarkan jenis penggunaan tanah dan bangunan, misalnya untuk tanah dan bangunan yang digunakan untuk komersial, industri, atau pertanian.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tarif Pajak PBB

  • Lokasi Objek Pajak:Objek pajak yang terletak di daerah perkotaan biasanya memiliki tarif pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan objek pajak di daerah pedesaan. Hal ini dikarenakan nilai jual objek pajak di daerah perkotaan cenderung lebih tinggi.
  • Jenis Objek Pajak:Tarif pajak PBB juga dapat dibedakan berdasarkan jenis objek pajak, seperti tanah, bangunan, atau gabungan keduanya.
  • Jenis Penggunaan Objek Pajak:Tarif pajak PBB dapat berbeda-beda berdasarkan jenis penggunaan objek pajak, seperti untuk komersial, industri, atau pertanian.
  • Nilai Jual Objek Pajak (NJOP):Semakin tinggi NJOP suatu objek pajak, maka tarif pajak yang dikenakan juga cenderung lebih tinggi.
  • Kebijakan Pemerintah Daerah:Kebijakan pemerintah daerah juga dapat mempengaruhi tarif pajak PBB. Sebagai contoh, pemerintah daerah dapat memberikan insentif pajak bagi objek pajak tertentu, seperti untuk usaha kecil menengah atau untuk objek pajak yang berada di daerah terpencil.

Dasar Pengenaan Pajak PBB

Dasar pengenaan pajak PBB adalah nilai jual objek pajak (NJOP). NJOP adalah nilai jual suatu objek pajak berdasarkan harga pasar pada saat penilaian. NJOP ditetapkan oleh pemerintah daerah melalui proses penilaian yang dilakukan oleh tim penilai yang berkompeten. Penilaian NJOP dilakukan secara berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan harga pasar.

No Jenis Objek Pajak Dasar Pengenaan Pajak Keterangan
1 Tanah NJOP Tanah Nilai jual objek pajak untuk tanah yang dihitung berdasarkan harga pasar.
2 Bangunan NJOP Bangunan Nilai jual objek pajak untuk bangunan yang dihitung berdasarkan harga pasar.
3 Gabungan Tanah dan Bangunan NJOP Gabungan Nilai jual objek pajak untuk gabungan tanah dan bangunan yang dihitung berdasarkan harga pasar.

Prosedur Pembayaran Pajak

Uu pajak bumi dan bangunan

Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan kewajiban bagi setiap pemilik atau pengguna tanah dan bangunan. Prosedur pembayaran PBB sendiri terbilang mudah dan bisa dilakukan melalui berbagai cara. Berikut langkah-langkah dan cara yang bisa Anda lakukan untuk melunasi kewajiban pajak PBB Anda.

Langkah-langkah Pembayaran Pajak PBB

Untuk membayar PBB, Anda perlu mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Mengetahui Nomor Objek Pajak (NOP): NOP adalah identitas unik yang diberikan kepada setiap objek pajak. Anda dapat menemukan NOP pada Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB yang Anda terima.
  2. Menentukan Jumlah Pajak yang Harus Dibayarkan: Jumlah pajak yang harus Anda bayarkan tercantum dalam SPPT PBB. Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin mengetahui rincian lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kantor pajak setempat.
  3. Memilih Cara Pembayaran: Ada berbagai cara pembayaran PBB yang tersedia, seperti melalui bank, kantor pos, minimarket, dan layanan online.
  4. Melakukan Pembayaran: Setelah memilih cara pembayaran, Anda dapat langsung melakukan pembayaran sesuai dengan instruksi yang diberikan.
  5. Simpan Bukti Pembayaran: Pastikan Anda menyimpan bukti pembayaran sebagai tanda bukti pelunasan pajak PBB.

Cara Pembayaran Pajak PBB

Berikut adalah beberapa cara pembayaran pajak PBB yang umum tersedia:

  • Melalui Bank: Anda dapat membayar PBB di bank yang ditunjuk oleh pemerintah daerah. Biasanya, bank yang ditunjuk akan tertera pada SPPT PBB Anda.
  • Melalui Kantor Pos: Sama seperti pembayaran melalui bank, Anda juga dapat membayar PBB di kantor pos yang ditunjuk.
  • Melalui Minimarket: Beberapa minimarket juga menyediakan layanan pembayaran PBB. Anda dapat mengecek ketersediaan layanan ini di minimarket terdekat.
  • Melalui Layanan Online: Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini banyak layanan online yang memudahkan pembayaran PBB. Anda dapat menggunakan aplikasi mobile banking, e-commerce, atau situs web resmi pemerintah daerah untuk melakukan pembayaran.

Sanksi Keterlambatan Pembayaran PBB

Bagi wajib pajak yang terlambat membayar PBB, akan dikenakan sanksi berupa denda. Besarnya denda biasanya dihitung berdasarkan persentase dari jumlah pajak yang tertunggak.

Denda keterlambatan pembayaran PBB biasanya dihitung berdasarkan persentase dari jumlah pajak yang tertunggak. Misalnya, denda keterlambatan sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak yang tertunggak.

Selain denda, wajib pajak yang terlambat membayar PBB juga dapat dikenakan sanksi administratif, seperti pencabutan izin bangunan atau penyegelan bangunan.

Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

Uu pajak bumi dan bangunan

Dalam sistem perpajakan, terdapat hubungan timbal balik antara negara dan wajib pajak. Negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan publik yang layak, sedangkan wajib pajak memiliki kewajiban untuk membayar pajak dan hak untuk mendapatkan kepastian hukum dan perlindungan.

Kewajiban Wajib Pajak PBB

Wajib pajak PBB memiliki sejumlah kewajiban yang harus dipenuhi agar sistem perpajakan berjalan dengan baik. Berikut adalah beberapa kewajiban utama wajib pajak PBB:

  • Melakukan pendaftaran objek pajak: Wajib pajak PBB wajib mendaftarkan objek pajak miliknya ke kantor pajak setempat. Pendaftaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa objek pajak tercatat dan dapat dikenai pajak.
  • Membayar pajak tepat waktu: Wajib pajak PBB wajib membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan batas waktu yang telah ditetapkan. Pembayaran pajak yang terlambat akan dikenakan sanksi berupa denda.
  • Memberikan informasi yang benar dan lengkap: Wajib pajak PBB wajib memberikan informasi yang benar dan lengkap mengenai objek pajak miliknya kepada kantor pajak. Informasi ini meliputi data tentang jenis, lokasi, luas, dan nilai jual objek pajak.
  • Menyimpan bukti pembayaran pajak: Wajib pajak PBB wajib menyimpan bukti pembayaran pajak sebagai bukti bahwa kewajiban pajaknya telah dipenuhi. Bukti pembayaran ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajukan banding atau gugatan jika terjadi sengketa pajak.
  • Melaporkan perubahan data objek pajak: Wajib pajak PBB wajib melaporkan setiap perubahan data objek pajak miliknya kepada kantor pajak. Perubahan data ini meliputi perubahan kepemilikan, perubahan penggunaan, atau perubahan nilai jual objek pajak.

Hak Wajib Pajak PBB

Sebagai bagian dari sistem perpajakan, wajib pajak PBB memiliki hak-hak tertentu yang harus dipenuhi oleh negara. Hak-hak ini bertujuan untuk melindungi hak-hak wajib pajak dan memastikan bahwa mereka diperlakukan adil dalam proses perpajakan.

  • Mendapatkan kepastian hukum: Wajib pajak PBB berhak mendapatkan kepastian hukum dalam proses perpajakan. Hal ini berarti bahwa semua aturan dan prosedur perpajakan harus jelas dan mudah dipahami oleh wajib pajak. Wajib pajak juga berhak mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum.

    UU Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengatur kewajiban pajak atas kepemilikan tanah dan bangunan. Tentu saja, membangun atau merenovasi rumah membutuhkan material bangunan yang berkualitas. Nah, untuk memenuhi kebutuhan itu, kamu bisa mengunjungi toko bangunan gemilang. Mereka menyediakan berbagai macam material bangunan dengan harga yang kompetitif.

    Nah, setelah membeli material bangunan, jangan lupa untuk membayar PBB tepat waktu, ya! Pembayaran PBB merupakan bentuk kontribusi kita untuk pembangunan daerah dan negara.

  • Mendapatkan perlindungan hukum: Wajib pajak PBB berhak mendapatkan perlindungan hukum jika hak-haknya dilanggar oleh petugas pajak. Wajib pajak dapat mengajukan banding atau gugatan jika merasa bahwa keputusan kantor pajak tidak adil atau melanggar hukum.
  • Mendapatkan informasi dan bimbingan: Wajib pajak PBB berhak mendapatkan informasi dan bimbingan dari kantor pajak terkait dengan kewajiban dan hak-haknya. Kantor pajak wajib memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami, serta memberikan bimbingan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya.
  • Mendapatkan keringanan pajak: Wajib pajak PBB berhak mendapatkan keringanan pajak dalam kondisi tertentu. Keringanan pajak dapat diberikan kepada wajib pajak yang mengalami kesulitan ekonomi atau yang memiliki objek pajak yang tidak produktif. Namun, keringanan pajak harus diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan diajukan dengan prosedur yang benar.

    UU Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengatur tentang pajak yang dikenakan atas kepemilikan tanah dan bangunan. Di Inggris, aturan ini tentu berbeda, dan mereka punya bangunan ikonik seperti Big Ben, bangunan yang menjadi ikon negara inggris adalah salah satunya, yang menjadi simbol negara.

    Nah, kalau di Indonesia, PBB ini penting banget, karena hasil pajaknya digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan layanan publik di daerah.

Mekanisme Penyelesaian Sengketa Pajak PBB

Sengketa pajak dapat terjadi jika terdapat perbedaan pendapat antara wajib pajak dan kantor pajak terkait dengan kewajiban pajak. Untuk menyelesaikan sengketa pajak PBB, terdapat mekanisme penyelesaian sengketa yang harus diikuti.

UU Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengatur kewajiban pajak bagi pemilik tanah dan bangunan. Salah satu aspek penting dalam menghitung PBB adalah nilai jual objek pajak, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kualitas bangunan. Dalam konteks ini, brangkal bangunan merupakan salah satu elemen yang dapat meningkatkan nilai jual properti.

Brangkal bangunan, yang merupakan bagian konstruksi yang menghubungkan atap dengan dinding, memberikan nilai estetika dan fungsional, sehingga berpotensi memengaruhi nilai jual properti. Oleh karena itu, keberadaan brangkal bangunan yang berkualitas dapat memengaruhi besaran pajak PBB yang harus dibayarkan.

  1. Tahap Penyelesaian Internal: Tahap ini dilakukan di dalam kantor pajak. Wajib pajak dapat mengajukan keberatan terhadap keputusan kantor pajak secara tertulis. Kantor pajak akan meninjau kembali keputusannya dan memberikan jawaban atas keberatan yang diajukan.
  2. Tahap Penyelesaian Eksternal: Jika tidak puas dengan keputusan kantor pajak, wajib pajak dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak. Pengadilan Pajak akan memeriksa kembali kasus sengketa pajak dan memberikan keputusan yang mengikat.

Proses penyelesaian sengketa pajak PBB harus dilakukan secara adil dan transparan. Kedua belah pihak, baik wajib pajak maupun kantor pajak, memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat dan bukti-bukti yang mendukung klaim mereka.

Dampak UU PBB bagi Pembangunan

Uu pajak bumi dan bangunan

UU PBB berperan penting dalam pembangunan nasional dengan menyediakan sumber pendapatan bagi pemerintah untuk mendanai berbagai program pembangunan. UU ini mengatur tentang pajak yang dikenakan atas kepemilikan tanah dan bangunan, yang merupakan aset penting bagi perekonomian suatu negara. Pajak ini menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi pemerintah, yang kemudian digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor penting lainnya.

Dampak Positif UU PBB bagi Perekonomian

UU PBB memiliki dampak positif bagi perekonomian dengan mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat. Dampak positif tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

  • Pendanaan Pembangunan Infrastruktur:Pajak PBB menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi pemerintah untuk membiayai pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, dan fasilitas umum lainnya. Infrastruktur yang memadai dapat meningkatkan konektivitas, aksesibilitas, dan daya saing suatu daerah, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik:Pendapatan dari pajak PBB juga digunakan untuk membiayai sektor-sektor penting lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial. Dengan demikian, UU PBB secara tidak langsung berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
  • Mendorong Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi:Pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang dibiayai dari pajak PBB dapat menarik investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi yang masuk akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
  • Keadilan dan Kesetaraan:UU PBB juga berperan dalam menciptakan keadilan dan kesetaraan dengan mewajibkan setiap pemilik tanah dan bangunan untuk membayar pajak sesuai dengan nilai propertinya. Hal ini memastikan bahwa beban pajak dibagi secara adil dan merata di antara masyarakat.

Potensi Dampak Negatif dari UU PBB

Meskipun UU PBB memiliki banyak dampak positif, namun ada potensi dampak negatif yang perlu diperhatikan. Berikut beberapa potensi dampak negatif dari UU PBB:

  • Beban Pajak bagi Masyarakat:Bagi masyarakat yang memiliki tanah dan bangunan, pembayaran pajak PBB dapat menjadi beban tambahan, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan ekonomi dan mengurangi daya beli masyarakat.
  • Ketidakjelasan Aturan dan Penerapan:Ketidakjelasan aturan dan penerapan UU PBB dapat menimbulkan ketidakpastian hukum dan ketidakadilan bagi wajib pajak. Hal ini dapat menyebabkan konflik dan sengketa antara wajib pajak dan pemerintah.
  • Korupsi dan Penyalahgunaan:Potensi korupsi dan penyalahgunaan dalam sistem pengumpulan dan pengelolaan pajak PBB dapat mengurangi efektivitas UU ini dalam mencapai tujuan pembangunan. Hal ini dapat merugikan negara dan masyarakat.
  • Pengaruh terhadap Harga Properti:Peningkatan tarif pajak PBB dapat berdampak pada harga properti. Hal ini dapat menyebabkan penurunan nilai properti, terutama bagi pemilik properti yang memiliki penghasilan rendah.

Penutupan Akhir

Uu pajak bumi dan bangunan

UU Pajak Bumi dan Bangunan merupakan instrumen penting dalam pembangunan nasional. Melalui penerapan aturan yang adil dan transparan, UU PBB diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Jawaban untuk Pertanyaan Umum

Bagaimana cara mengetahui nilai jual objek pajak (NJOP) tanah dan bangunan?

NJOP dapat diketahui melalui kantor pajak setempat atau situs web resmi Direktorat Jenderal Pajak.

Apakah ada keringanan pajak PBB?

Ya, beberapa daerah memberikan keringanan pajak PBB bagi pemilik tanah dan bangunan yang memenuhi kriteria tertentu, seperti untuk tempat tinggal, lahan pertanian, atau bangunan dengan nilai jual objek pajak rendah.

Bagaimana cara mengajukan keberatan atas tagihan PBB?

Wajib pajak dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada kantor pajak setempat dengan menyertakan bukti-bukti yang mendukung.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top