Struktur bawah bangunan, seperti pondasi, merupakan elemen vital yang tak terlihat, namun memegang peran penting dalam menopang seluruh beban bangunan. Bayangkan sebuah rumah berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, tentu akan mudah ambruk dan berbahaya. Struktur bawah menjadi tulang punggung bangunan, memastikan kestabilan dan keawetan bangunan dalam jangka panjang.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang struktur bawah bangunan, mulai dari pengertian, jenis-jenis, elemen penyusun, bahan bangunan yang digunakan, hingga proses perencanaan, pemasangan, dan perawatannya. Dengan memahami konsep dasar ini, Anda dapat lebih menghargai pentingnya struktur bawah dalam membangun rumah yang aman dan nyaman.
Pengertian Struktur Bawah Bangunan
Struktur bawah bangunan merupakan bagian terpenting dari sebuah bangunan, karena berperan sebagai pondasi yang menopang seluruh beban bangunan di atasnya. Struktur ini bertanggung jawab untuk mendistribusikan beban secara merata ke tanah, sehingga bangunan tetap stabil dan aman.
Struktur bawah bangunan dirancang dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti jenis tanah, beban bangunan, dan kondisi lingkungan. Desain yang tepat akan memastikan bangunan dapat menahan beban berat, guncangan gempa, dan perubahan cuaca ekstrem.
Jenis-Jenis Struktur Bawah Bangunan
Ada beberapa jenis struktur bawah bangunan yang umum digunakan, masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda. Berikut beberapa contohnya:
- Pondasi dangkal: Jenis pondasi ini cocok untuk bangunan ringan dan tanah yang kuat. Contohnya adalah pondasi batu kali, pondasi beton bertulang, dan pondasi plat.
- Pondasi dalam: Jenis pondasi ini digunakan untuk bangunan berat atau tanah yang lunak. Contohnya adalah pondasi tiang pancang, pondasi sumuran, dan pondasi raft.
- Pondasi cakar ayam: Jenis pondasi ini terdiri dari beberapa tiang yang tertanam di dalam tanah dan dihubungkan oleh balok beton. Pondasi ini cocok untuk bangunan yang memiliki beban terpusat, seperti rumah bertingkat.
Perbandingan Karakteristik Struktur Bawah Bangunan
Berikut tabel perbandingan karakteristik dari beberapa jenis struktur bawah bangunan:
Jenis Pondasi | Keunggulan | Kelemahan | Aplikasi |
---|---|---|---|
Pondasi Dangkal | Pembuatan mudah dan cepat, biaya relatif murah | Hanya cocok untuk tanah yang kuat, tidak cocok untuk bangunan berat | Rumah tinggal, bangunan ringan |
Pondasi Dalam | Cocok untuk tanah lunak dan bangunan berat, daya dukung tinggi | Pembuatan lebih rumit dan mahal, membutuhkan waktu yang lebih lama | Gedung bertingkat, jembatan, bendungan |
Pondasi Cakar Ayam | Cocok untuk bangunan dengan beban terpusat, daya dukung tinggi | Pembuatan lebih rumit dan mahal, membutuhkan lahan yang luas | Rumah bertingkat, bangunan komersial |
Pondasi Raft | Cocok untuk bangunan dengan beban terdistribusi merata, daya dukung tinggi | Pembuatan lebih rumit dan mahal, membutuhkan lahan yang luas | Gedung bertingkat, bangunan industri |
Elemen Struktur Bawah Bangunan
Struktur bawah bangunan, yang sering disebut pondasi, merupakan bagian penting dari sebuah bangunan. Fungsinya sebagai penyangga utama yang menopang seluruh beban bangunan dan mentransmisikannya ke tanah. Tanpa pondasi yang kuat, bangunan akan mudah roboh atau mengalami kerusakan. Berikut adalah beberapa elemen utama yang membentuk struktur bawah bangunan.
Pondasi
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari sebuah bangunan yang berfungsi sebagai penyangga utama. Pondasi mentransfer beban bangunan ke tanah, sehingga bangunan tetap berdiri kokoh. Ada beberapa jenis pondasi, seperti pondasi dangkal dan pondasi dalam, yang dipilih berdasarkan jenis tanah dan beban bangunan.
- Pondasi dangkal: Jenis pondasi ini cocok untuk tanah yang kuat dan beban bangunan yang ringan. Contohnya adalah pondasi plat, pondasi menerus, dan pondasi setempat.
- Pondasi dalam: Jenis pondasi ini digunakan untuk tanah yang lunak atau beban bangunan yang berat. Contohnya adalah pondasi tiang pancang, pondasi sumuran, dan pondasi caisson.
Sloof
Sloof merupakan balok beton bertulang yang berfungsi sebagai pengikat antara kolom dan dinding. Sloof terletak di bagian bawah dinding dan kolom, dan berfungsi untuk mendistribusikan beban dari dinding dan kolom ke pondasi. Sloof juga membantu menjaga kestabilan bangunan dan mencegah terjadinya retakan.
Kolom
Kolom merupakan pilar vertikal yang berfungsi untuk menopang beban dari atap, lantai, dan dinding. Kolom terbuat dari beton bertulang atau baja, dan biasanya memiliki bentuk persegi, bulat, atau segitiga. Kolom diletakkan di atas pondasi dan dihubungkan dengan balok.
Struktur bawah bangunan merupakan fondasi yang penting untuk menopang seluruh konstruksi di atasnya. Pemilihan material dan teknik yang tepat sangat krusial untuk memastikan kekuatan dan keawetan bangunan. Untuk mendapatkan material berkualitas, Anda bisa mengunjungi toko bangunan pasuruan yang menyediakan berbagai macam pilihan.
Dengan material yang tepat, Anda dapat membangun struktur bawah bangunan yang kokoh dan tahan lama, menjamin keamanan dan kenyamanan hunian Anda.
Balok
Balok merupakan elemen horizontal yang berfungsi untuk menopang beban dari atap dan lantai. Balok terbuat dari beton bertulang atau baja, dan biasanya memiliki bentuk persegi panjang. Balok diletakkan di atas kolom dan dihubungkan dengan kolom dan dinding.
Dinding, Struktur bawah bangunan
Dinding merupakan elemen vertikal yang berfungsi untuk membatasi ruangan dan melindungi bangunan dari cuaca. Dinding terbuat dari berbagai bahan, seperti bata, beton, kayu, atau batu. Dinding diletakkan di atas pondasi dan dihubungkan dengan kolom dan balok.
Atap
Atap merupakan bagian paling atas dari bangunan yang berfungsi untuk melindungi bangunan dari hujan dan sinar matahari. Atap terbuat dari berbagai bahan, seperti genteng, seng, asbes, atau beton. Atap diletakkan di atas balok dan dihubungkan dengan kolom.
Bahan Bangunan untuk Struktur Bawah
Struktur bawah merupakan bagian penting dari sebuah bangunan yang berperan sebagai pondasi dan penyangga beban bangunan di atasnya. Untuk membangun struktur bawah yang kokoh dan tahan lama, pemilihan bahan bangunan yang tepat sangatlah penting. Ada berbagai jenis bahan bangunan yang umum digunakan untuk struktur bawah, masing-masing memiliki karakteristik, keunggulan, dan kelemahannya sendiri.
Jenis Bahan Bangunan untuk Struktur Bawah
Berikut adalah beberapa jenis bahan bangunan yang umum digunakan untuk struktur bawah:
- Beton
- Bata
- Batu Alam
- Baja
- Kayu
Karakteristik, Keunggulan, dan Kelemahan Bahan Bangunan Struktur Bawah
Untuk memudahkan perbandingan, berikut adalah tabel yang merangkum karakteristik, keunggulan, dan kelemahan dari berbagai jenis bahan bangunan struktur bawah:
Jenis Bahan | Karakteristik | Keunggulan | Kelemahan |
---|---|---|---|
Beton | Campuran semen, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), dan air. | Kuat, tahan lama, fleksibel, mudah dibentuk, tahan terhadap api, tahan terhadap cuaca. | Berat, memerlukan waktu pengeringan yang lama, rentan terhadap retak jika tidak diaplikasikan dengan benar. |
Bata | Bahan bangunan padat yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. | Relatif murah, mudah didapat, kuat, tahan lama, tahan terhadap api. | Berat, tidak fleksibel, membutuhkan mortar untuk pengikat. |
Batu Alam | Bahan bangunan alami yang berasal dari batuan alam. | Tahan lama, kuat, estetis, tahan terhadap cuaca, tahan terhadap api. | Mahal, berat, sulit dibentuk, memerlukan keahlian khusus untuk pemasangan. |
Baja | Logam kuat yang memiliki sifat lentur dan tahan karat. | Kuat, ringan, fleksibel, tahan terhadap korosi, mudah dibentuk. | Mahal, mudah terbakar, rentan terhadap korosi jika tidak dilapisi dengan benar. |
Kayu | Bahan bangunan alami yang berasal dari pohon. | Relatif murah, mudah didapat, ringan, mudah dibentuk, memiliki daya isolasi yang baik. | Rentan terhadap rayap dan jamur, mudah terbakar, tidak tahan lama seperti bahan bangunan lainnya. |
Contoh Aplikasi Penggunaan Bahan Bangunan untuk Struktur Bawah
Berikut adalah contoh aplikasi penggunaan bahan bangunan tertentu untuk struktur bawah pada bangunan tertentu:
- Beton: Beton sering digunakan untuk pondasi bangunan bertingkat, seperti gedung perkantoran, apartemen, dan hotel. Beton juga sering digunakan untuk membuat tiang pancang, pondasi cakar ayam, dan pondasi raft.
- Bata: Bata umumnya digunakan untuk membangun tembok penahan tanah, pondasi rumah tinggal, dan pagar. Bata merah sering digunakan untuk membangun rumah tinggal tradisional di Indonesia.
- Batu Alam: Batu alam sering digunakan untuk membangun pondasi bangunan mewah, seperti villa, hotel bintang lima, dan gedung perkantoran kelas atas. Batu alam juga sering digunakan untuk membuat dinding eksterior dan taman.
- Baja: Baja sering digunakan untuk membangun struktur bawah bangunan bertingkat tinggi, seperti gedung pencakar langit, jembatan, dan stadion. Baja juga sering digunakan untuk membuat tiang pancang, pondasi cakar ayam, dan pondasi raft.
- Kayu: Kayu sering digunakan untuk membangun pondasi bangunan sederhana, seperti rumah tinggal sederhana, gudang, dan kios. Kayu juga sering digunakan untuk membuat tiang penyangga dan balok penahan beban.
Perencanaan Struktur Bawah Bangunan
Struktur bawah bangunan merupakan pondasi yang menopang seluruh bangunan di atasnya. Oleh karena itu, perencanaan struktur bawah bangunan menjadi aspek penting yang tidak boleh diabaikan. Perencanaan yang matang dan tepat akan memastikan bangunan berdiri kokoh dan aman dalam jangka waktu yang lama.
Tahapan Perencanaan Struktur Bawah Bangunan
Perencanaan struktur bawah bangunan melibatkan beberapa tahapan penting yang saling berhubungan. Tahapan-tahapan ini harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur untuk mencapai hasil yang optimal.
- Analisis Tanah: Tahap awal adalah melakukan analisis tanah untuk mengetahui karakteristik tanah di lokasi pembangunan. Analisis ini meliputi jenis tanah, daya dukung tanah, dan tingkat keawetan tanah. Data ini sangat penting untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai dan aman.
Struktur bawah bangunan sangat penting untuk menopang beban di atasnya. Misalnya, fondasi pada rumah kita memastikan bangunan tetap kokoh. Begitu pula dengan candi, candi merupakan bangunan peninggalan zaman yang memiliki struktur bawah yang rumit. Mereka menggunakan batu-batu besar yang disusun dengan presisi untuk menciptakan pondasi yang kuat.
Bahkan hingga saat ini, kita masih bisa kagum dengan kehebatan struktur bawah bangunan candi yang mampu bertahan selama berabad-abad.
- Perhitungan Beban: Setelah analisis tanah, tahap selanjutnya adalah perhitungan beban. Beban yang perlu dipertimbangkan meliputi beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa, dan beban lainnya. Perhitungan beban ini akan menentukan dimensi dan kekuatan struktur bawah bangunan.
- Pilihan Jenis Pondasi: Berdasarkan hasil analisis tanah dan perhitungan beban, tahap selanjutnya adalah memilih jenis pondasi yang tepat. Beberapa jenis pondasi yang umum digunakan antara lain pondasi dangkal, pondasi dalam, dan pondasi tiang pancang. Pilihan jenis pondasi harus disesuaikan dengan karakteristik tanah dan beban yang ditanggung.
- Perencanaan Detail Struktur: Tahap terakhir adalah perencanaan detail struktur. Tahap ini meliputi perhitungan dimensi, penempatan, dan jenis material yang digunakan untuk struktur bawah bangunan. Perencanaan detail struktur harus dilakukan dengan cermat dan teliti untuk memastikan keamanan dan kestabilan bangunan.
Diagram Alur Perencanaan Struktur Bawah Bangunan
Berikut adalah diagram alur yang menggambarkan proses perencanaan struktur bawah bangunan secara lebih rinci:
- Analisis Tanah: Melakukan pengujian tanah dan analisis data untuk menentukan karakteristik tanah, daya dukung, dan tingkat keawetan tanah.
- Perhitungan Beban: Menghitung beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa, dan beban lainnya yang akan ditanggung oleh struktur bawah bangunan.
- Pilihan Jenis Pondasi: Memilih jenis pondasi yang tepat berdasarkan karakteristik tanah dan beban yang ditanggung, misalnya pondasi dangkal, pondasi dalam, atau pondasi tiang pancang.
- Perencanaan Detail Struktur: Merancang detail struktur bawah bangunan, meliputi dimensi, penempatan, dan jenis material yang digunakan, serta memastikan kestabilan dan keamanan bangunan.
Penerapan Standar dan Regulasi dalam Perencanaan Struktur Bawah Bangunan
Standar dan regulasi dalam perencanaan struktur bawah bangunan sangat penting untuk memastikan keamanan dan kestabilan bangunan. Standar dan regulasi ini umumnya dibuat oleh lembaga terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Indonesia. Standar dan regulasi ini meliputi:
- Standar Beban: Menentukan standar beban yang digunakan dalam perhitungan beban, seperti beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa.
- Standar Material: Menentukan standar material yang digunakan dalam struktur bawah bangunan, seperti beton, baja, dan kayu.
- Standar Pelaksanaan: Menentukan standar pelaksanaan pembangunan struktur bawah bangunan, seperti proses pengecoran, pemasangan besi, dan pengujian kekuatan.
Contoh ilustrasi tentang penerapan standar dan regulasi dalam perencanaan struktur bawah bangunan adalah penggunaan beton bertulang dengan spesifikasi tertentu sesuai standar yang berlaku. Standar ini mengatur rasio campuran beton, jenis dan ukuran tulangan, dan proses pengecoran untuk memastikan kekuatan dan ketahanan beton.
Pemasangan dan Konstruksi Struktur Bawah
Pemasangan dan konstruksi struktur bawah merupakan tahapan penting dalam pembangunan suatu bangunan. Tahap ini melibatkan proses penempatan dan penyambungan elemen-elemen struktur bawah, seperti pondasi, kolom, dan balok, yang akan menopang beban bangunan di atasnya. Proses ini membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus untuk memastikan kekuatan dan kestabilan bangunan secara keseluruhan.
Prosedur Pemasangan dan Konstruksi Struktur Bawah
Pemasangan dan konstruksi struktur bawah umumnya mengikuti prosedur berikut:
- Persiapan Lahan:Lahan pembangunan dibersihkan dari segala halangan dan diratakan. Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk membuat pondasi, serta pemasangan sistem drainase dan penahan tanah.
- Pemasangan Pondasi:Pondasi merupakan dasar bangunan yang menopang seluruh beban bangunan. Pemasangan pondasi melibatkan beberapa langkah, seperti pengecoran beton, pemasangan tulangan baja, dan pemasangan bekisting.
- Pemasangan Kolom:Kolom merupakan elemen vertikal yang menopang beban dari balok dan atap. Pemasangan kolom biasanya dilakukan dengan menggunakan beton bertulang, yang dibentuk sesuai dengan desain struktur.
- Pemasangan Balok:Balok merupakan elemen horizontal yang menghubungkan kolom-kolom dan menopang beban dari atap dan lantai. Pemasangan balok juga menggunakan beton bertulang, dengan bentuk yang disesuaikan dengan desain struktur.
- Pemasangan Pelat Lantai:Pelat lantai merupakan elemen horizontal yang membentuk lantai bangunan. Pemasangan pelat lantai biasanya menggunakan beton bertulang, yang dibentuk sesuai dengan desain struktur.
- Pemasangan Atap:Atap merupakan elemen penutup bangunan yang melindungi bangunan dari hujan dan sinar matahari. Pemasangan atap dapat menggunakan berbagai bahan, seperti genteng, seng, atau asbes.
Ilustrasi Proses Pemasangan Elemen Struktur Bawah
Berikut ilustrasi proses pemasangan elemen struktur bawah:
Pondasi: Gambar menunjukkan proses pengecoran beton untuk pondasi bangunan. Beton dituangkan ke dalam bekisting yang telah dibuat sebelumnya, dengan tulangan baja yang terpasang di dalamnya. Setelah beton mengeras, bekisting dilepas dan pondasi siap digunakan sebagai dasar bangunan. Kolom: Gambar menunjukkan proses pemasangan kolom beton bertulang.
Struktur bawah bangunan seperti pondasi dan tiang pancang menjadi penopang utama bangunan, memberikan kekuatan dan kestabilan yang diperlukan. Hal ini penting, khususnya untuk bangunan bagi seperti rumah susun atau apartemen, yang memiliki banyak unit hunian di atasnya. Bangunan bagi membutuhkan struktur bawah yang kuat dan kokoh untuk menahan beban berat dan aktivitas penghuni di setiap unit.
Pemilihan material dan teknik konstruksi yang tepat pada struktur bawah sangat penting untuk menjamin keamanan dan kelayakan bangunan bagi.
Kolom dipasang di atas pondasi, dengan tulangan baja yang terpasang di dalamnya. Beton dituangkan ke dalam bekisting yang telah dibuat sebelumnya, dan setelah beton mengeras, bekisting dilepas. Balok: Gambar menunjukkan proses pemasangan balok beton bertulang. Balok dipasang di atas kolom, dengan tulangan baja yang terpasang di dalamnya.
Beton dituangkan ke dalam bekisting yang telah dibuat sebelumnya, dan setelah beton mengeras, bekisting dilepas.
Contoh Cara Mengatasi Masalah Selama Pemasangan dan Konstruksi Struktur Bawah
Beberapa masalah yang mungkin terjadi selama proses pemasangan dan konstruksi struktur bawah, antara lain:
- Tanah yang Tidak Stabil:Jika tanah di lokasi pembangunan tidak stabil, maka pondasi bangunan dapat mengalami penurunan atau bahkan ambruk. Untuk mengatasi masalah ini, dapat dilakukan penambahan lapisan tanah urugan atau penggunaan pondasi khusus yang dirancang untuk tanah yang tidak stabil.
- Kesalahan dalam Pemasangan Tulangan Baja:Kesalahan dalam pemasangan tulangan baja dapat menyebabkan penurunan kekuatan struktur. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan pengecekan dan perbaikan tulangan baja sebelum beton dituangkan.
- Kekurangan Beton:Kekurangan beton dapat menyebabkan penurunan kekuatan struktur. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan pengecekan volume beton yang digunakan dan penambahan beton jika diperlukan.
Perawatan dan Pemeliharaan Struktur Bawah: Struktur Bawah Bangunan
Struktur bawah bangunan, seperti pondasi, merupakan komponen penting yang menopang seluruh bangunan. Kerusakan pada struktur bawah dapat menyebabkan masalah serius, mulai dari retak pada dinding hingga runtuhnya bangunan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan struktur bawah sangat penting untuk menjaga keawetan dan keamanan bangunan.
Pentingnya Perawatan dan Pemeliharaan Struktur Bawah
Perawatan dan pemeliharaan struktur bawah memiliki peran penting dalam menjaga keawetan dan keamanan bangunan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perawatan dan pemeliharaan struktur bawah sangat penting:
- Mencegah Kerusakan Lebih Lanjut:Perawatan rutin dapat membantu mendeteksi kerusakan kecil sebelum berkembang menjadi masalah besar yang membutuhkan perbaikan mahal.
- Meningkatkan Keamanan:Struktur bawah yang terawat dengan baik akan lebih kuat dan stabil, mengurangi risiko runtuh atau kerusakan akibat bencana alam.
- Meningkatkan Umur Bangunan:Perawatan yang tepat dapat memperpanjang umur bangunan dan mengurangi biaya renovasi atau pembangunan baru.
- Menghindari Biaya Perbaikan yang Mahal:Menangani kerusakan kecil sejak dini jauh lebih murah daripada memperbaiki kerusakan besar yang sudah terjadi.
Langkah-langkah Perawatan dan Pemeliharaan Struktur Bawah
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk merawat dan memelihara struktur bawah bangunan:
- Inspeksi Rutin:Lakukan inspeksi rutin untuk mendeteksi tanda-tanda kerusakan, seperti retakan, keretakan, atau perubahan bentuk.
- Pembersihan:Bersihkan struktur bawah dari kotoran, debu, dan tanaman yang tumbuh di sekitarnya. Ini membantu mencegah kerusakan akibat kelembapan dan erosi.
- Penanganan Air:Pastikan sistem drainase berfungsi dengan baik untuk mencegah genangan air di sekitar struktur bawah. Genangan air dapat menyebabkan kerusakan akibat kelembapan dan erosi.
- Perlindungan dari Kelembapan:Gunakan bahan kedap air untuk melindungi struktur bawah dari kelembapan. Kelembapan dapat menyebabkan kerusakan akibat jamur dan korosi.
- Perbaikan Segera:Segera perbaiki kerusakan kecil yang ditemukan selama inspeksi rutin. Ini membantu mencegah kerusakan berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
Tanda-tanda Kerusakan pada Struktur Bawah
Berikut adalah beberapa tanda-tanda kerusakan pada struktur bawah yang perlu diwaspadai dan ditangani segera:
- Retakan pada Dinding:Retakan pada dinding, terutama yang vertikal dan lebar, bisa menjadi tanda kerusakan pada struktur bawah.
- Pintu dan Jendela yang Sulit Dibuka atau Ditutup:Perubahan bentuk struktur bawah dapat menyebabkan pintu dan jendela sulit dibuka atau ditutup.
- Lantai yang Tidak Rata:Lantai yang tidak rata bisa menjadi tanda kerusakan pada struktur bawah.
- Suara Berderit atau Bergemuruh:Suara berderit atau bergemuruh yang tidak biasa bisa menjadi tanda kerusakan pada struktur bawah.
- Munculnya Kelembapan:Munculnya kelembapan di dinding atau lantai bisa menjadi tanda kerusakan akibat kelembapan.
Simpulan Akhir
Memahami struktur bawah bangunan bukan hanya untuk arsitek dan insinyur, tetapi juga untuk setiap orang yang ingin membangun rumah atau bangunan. Dengan pengetahuan yang cukup, Anda dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan, memastikan bahwa struktur bawah bangunan terbangun dengan baik dan sesuai standar, sehingga bangunan Anda dapat berdiri kokoh dan aman untuk waktu yang lama.
Pertanyaan yang Kerap Ditanyakan
Apakah struktur bawah bangunan hanya untuk rumah?
Tidak, struktur bawah bangunan diperlukan untuk semua jenis bangunan, baik rumah, gedung bertingkat, jembatan, hingga bendungan. Setiap bangunan membutuhkan pondasi yang kuat untuk menopang bebannya.
Bagaimana cara mengetahui jenis struktur bawah yang tepat untuk bangunan saya?
Pilihan jenis struktur bawah tergantung pada jenis tanah, beban bangunan, dan desain bangunan. Konsultasikan dengan arsitek atau insinyur sipil untuk menentukan jenis struktur yang paling sesuai.
Apa saja tanda-tanda kerusakan pada struktur bawah bangunan?
Beberapa tanda kerusakan pada struktur bawah meliputi retakan pada dinding, lantai yang miring, pintu dan jendela yang sulit dibuka, dan munculnya suara berderit.