Mengenal Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya: Mana yang Benar?

Srivijaya java temple perspective someone give some size here

Manakah di antara bangunan candi peninggalan kerajaan sriwijaya – Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim yang pernah berjaya di Nusantara, meninggalkan jejak sejarah yang megah berupa bangunan candi. Membentang dari Sumatera hingga Jawa, candi-candi ini menyimpan misteri dan kemegahan masa lalu. Tapi, tahukah Anda, tidak semua candi yang kita lihat sekarang adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya?

Ada beberapa candi yang sering disalahartikan sebagai peninggalan kerajaan ini. Mari kita telusuri jejak sejarah dan temukan jawabannya.

Untuk memahami candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya, kita perlu memahami sejarah kerajaan ini. Kerajaan Sriwijaya berdiri di Sumatera pada abad ke-7 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 Masehi. Kerajaan ini menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara dan menyebarkan pengaruhnya ke berbagai wilayah.

Lokasi ibukota kerajaan ini masih menjadi misteri, namun para ahli menduga terletak di sekitar Palembang atau Jambi. Bukti-bukti sejarah seperti prasasti, artefak, dan catatan sejarah dari sumber asing menguatkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya. Peninggalan arkeologis Kerajaan Sriwijaya, termasuk candi-candi, memberikan gambaran tentang kehidupan dan budaya kerajaan ini.

Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Manakah di antara bangunan candi peninggalan kerajaan sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada masa lampau. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi. Sriwijaya memiliki pengaruh yang kuat di wilayah maritim Asia Tenggara, termasuk Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

Keberadaan kerajaan ini meninggalkan jejak sejarah yang penting bagi peradaban di Asia Tenggara.

Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri di tengah kondisi politik yang dinamis di Asia Tenggara. Pada masa itu, wilayah Asia Tenggara merupakan pusat perdagangan maritim yang ramai. Berbagai kerajaan kecil dan daerah kekuasaan muncul dan berkembang di wilayah tersebut. Berdasarkan sumber-sumber sejarah, Sriwijaya muncul sebagai kekuatan maritim yang dominan di wilayah tersebut.

Masa Kejayaannya

Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi. Pada masa ini, Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim yang penting di Asia Tenggara. Kerajaan ini mengendalikan selat Malaka, yang merupakan jalur perdagangan utama antara India, China, dan dunia Barat. Sriwijaya juga membangun armada laut yang kuat, yang digunakan untuk melindungi jalur perdagangan dan menaklukkan wilayah-wilayah baru.

Ibukota Kerajaan Sriwijaya

Ibukota Kerajaan Sriwijaya terletak di Palembang, Sumatera Selatan. Palembang merupakan pelabuhan utama di Asia Tenggara dan menjadi pusat perdagangan yang ramai. Lokasi ibukota yang strategis di Selat Malaka memberikan Sriwijaya kontrol yang kuat atas jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara.

Mengenai manakah di antara bangunan candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang paling terkenal, mungkin banyak yang akan langsung menjawab Candi Borobudur. Tapi, jangan lupa bahwa Sriwijaya juga meninggalkan jejak di berbagai wilayah, termasuk di Jawa Timur. Ngomong-ngomong soal Jawa Timur, kalau kamu butuh cek pajak bumi dan bangunan di Sidoarjo, kamu bisa langsung akses situs cek pajak bumi dan bangunan online sidoarjo.

Kembali ke topik Sriwijaya, kamu bisa menjelajahi situs-situs lain di Jawa Timur untuk menemukan lebih banyak jejak kerajaan maritim yang besar ini.

Pengaruh Sriwijaya terhadap Perdagangan Maritim di Asia Tenggara, Manakah di antara bangunan candi peninggalan kerajaan sriwijaya

Sriwijaya memiliki pengaruh yang besar terhadap perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan ini mengendalikan jalur perdagangan utama di wilayah tersebut dan membangun armada laut yang kuat untuk melindungi jalur perdagangan. Sriwijaya juga berperan penting dalam penyebaran budaya dan agama di Asia Tenggara.

Nah, kalau kita ngomongin bangunan candi peninggalan kerajaan Sriwijaya, tentu saja yang paling terkenal adalah Candi Muara Takus. Candi ini punya desain arsitektur yang unik dan menawan. Tapi, bicara soal luas bangunan nya, Candi Muara Takus ini tergolong kecil dibandingkan dengan candi-candi di Jawa.

Memang, candi-candi Sriwijaya memiliki karakteristik yang berbeda dari candi-candi di Jawa, yang lebih menonjolkan fungsi keagamaan dan ritual.

Kerajaan ini merupakan pusat penyebaran agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara.

Bukti-bukti Sejarah yang Mendukung Keberadaan Kerajaan Sriwijaya

Keberadaan Kerajaan Sriwijaya didukung oleh berbagai bukti sejarah, seperti prasasti, artefak, dan catatan sejarah dari sumber asing.

  • Prasasti: Beberapa prasasti yang ditemukan di wilayah Sumatera dan Jawa menyebutkan nama Sriwijaya. Prasasti-prasasti ini berisi informasi tentang pemerintahan Sriwijaya, seperti nama raja, wilayah kekuasaan, dan kebijakan kerajaan. Misalnya, Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan, berisi tentang pendirian kerajaan Sriwijaya oleh seorang raja bernama Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

  • Artefak: Beberapa artefak yang ditemukan di wilayah Sumatera dan Jawa juga mendukung keberadaan Kerajaan Sriwijaya. Artefak-artefak ini berupa patung, perhiasan, dan alat-alat rumah tangga yang memiliki ciri khas Sriwijaya. Misalnya, patung Avalokitesvara yang ditemukan di Muara Takus, Riau, merupakan salah satu contoh artefak yang memiliki ciri khas Sriwijaya.

  • Catatan Sejarah dari Sumber Asing: Beberapa catatan sejarah dari sumber asing juga menyebutkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya. Catatan-catatan ini berasal dari para pelancong, pedagang, dan biksu dari India, China, dan Arab. Misalnya, catatan dari biksu Tiongkok, I-Tsing, yang mengunjungi Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi, menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan pusat studi agama Buddha yang penting di Asia Tenggara.

Peninggalan Arkeologis Kerajaan Sriwijaya

Srivijaya empire dynasty sailendra java architecture kingdom sanjaya temple

Kerajaan Sriwijaya, yang pernah berjaya di Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-13, meninggalkan jejak sejarah yang megah berupa bangunan candi yang tersebar di berbagai wilayah. Candi-candi ini bukan hanya bukti kehebatan arsitektur, tetapi juga cerminan keyakinan dan budaya masyarakat Sriwijaya.

Daftar Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Berikut ini daftar beberapa candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang telah ditemukan dan diteliti oleh para arkeolog:

Nama Candi Lokasi Ciri Khas Periode Pembangunan
Candi Muara Takus Kabupaten Kampar, Riau Berbentuk segi delapan, dihiasi dengan relief dewa-dewi Hindu dan Buddha Abad ke-7 Masehi
Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah Candi Buddha Mahayana dengan arsitektur berbentuk mandala, dihiasi dengan relief cerita Jataka dan relief lainnya Abad ke-8 Masehi
Candi Sewu Klaten, Jawa Tengah Candi Buddha Mahayana dengan arsitektur yang kompleks, dihiasi dengan relief cerita Jataka dan relief lainnya Abad ke-8 Masehi
Candi Plaosan Klaten, Jawa Tengah Kompleks candi Buddha Mahayana yang terdiri dari dua candi utama dan beberapa candi perwara Abad ke-9 Masehi
Candi Kedukan Bukit Palembang, Sumatera Selatan Candi berukuran kecil dengan prasasti yang menceritakan tentang pendirian Kerajaan Sriwijaya Abad ke-7 Masehi
Candi Bukit Seguntang Palembang, Sumatera Selatan Candi yang terletak di atas bukit, dihiasi dengan relief dan arca Abad ke-7 Masehi
Candi Batujaya Karawang, Jawa Barat Kompleks candi Hindu yang terdiri dari beberapa candi, termasuk Candi Agung dan Candi Blandongan Abad ke-5 Masehi

Candi Muara Takus

Candi Muara Takus, yang terletak di Kabupaten Kampar, Riau, merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang memiliki ciri khas arsitektur berbentuk segi delapan. Candi ini dihiasi dengan relief dewa-dewi Hindu dan Buddha, yang menunjukkan pengaruh kuat dari kedua agama tersebut dalam budaya Sriwijaya.

Diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-7 Masehi, dan berfungsi sebagai tempat pemujaan dan pusat keagamaan.

Candi Borobudur

Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, merupakan salah satu candi Buddha Mahayana terbesar di dunia. Candi ini memiliki arsitektur berbentuk mandala, yang melambangkan alam semesta. Relief-relief yang menghiasi dinding candi menceritakan kisah Jataka, yaitu kisah-kisah tentang kehidupan Buddha di masa lampau.

Diperkirakan Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi, dan berfungsi sebagai tempat meditasi dan ziarah bagi umat Buddha.

Candi Sewu

Candi Sewu, yang terletak di Klaten, Jawa Tengah, merupakan candi Buddha Mahayana yang memiliki arsitektur yang kompleks. Candi ini memiliki banyak sekali ruangan dan lorong, yang dihiasi dengan relief cerita Jataka dan relief lainnya. Candi Sewu diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi, dan berfungsi sebagai tempat meditasi dan pusat keagamaan.

Fungsi dan Makna Simbolis Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Candi-candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya memiliki fungsi dan makna simbolis yang beragam. Beberapa candi berfungsi sebagai tempat pemujaan dan pusat keagamaan, sementara yang lain berfungsi sebagai tempat meditasi dan ziarah. Candi-candi ini juga memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan keyakinan dan budaya masyarakat Sriwijaya.

Misalnya, Candi Borobudur yang berbentuk mandala melambangkan alam semesta, sementara relief cerita Jataka yang menghiasi dinding candi melambangkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.

Membahas tentang bangunan candi peninggalan kerajaan Sriwijaya, tentu kita teringat pada keindahan dan kemegahannya. Di antara banyaknya candi, mungkin kita bertanya-tanya, manakah yang paling menarik? Nah, berbicara tentang bangunan, kita tak bisa lepas dari konsep “sari bumi bangunan” yang membahas tentang bagaimana bangunan bisa menjadi cerminan dari lingkungan sekitarnya.

Mungkin konsep ini bisa membantu kita memahami bagaimana candi Sriwijaya dibangun dengan memanfaatkan material dan bentuk yang sesuai dengan alam sekitarnya.

Pengaruh Arsitektur Kerajaan Sriwijaya

Kingdom kerajaan srivijaya sriwijaya raja fame inilah membawa pemerintahan monarchical membuat

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya tak hanya meninggalkan jejak sejarah, tetapi juga pengaruh yang mendalam pada perkembangan arsitektur di wilayah Nusantara. Arsitektur Sriwijaya, dengan ciri khasnya yang unik, telah meninggalkan warisan yang terlihat jelas pada bangunan-bangunan candi di berbagai wilayah, terutama di Jawa dan Sumatera.

Melalui perpaduan unsur-unsur lokal dan pengaruh luar, arsitektur Sriwijaya menjadi fondasi penting bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.

Pengaruh Arsitektur Kerajaan Sriwijaya terhadap Perkembangan Arsitektur di Nusantara

Arsitektur Kerajaan Sriwijaya, dengan ciri khasnya yang unik, telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan arsitektur di wilayah Nusantara. Pengaruh ini dapat dilihat pada berbagai aspek, seperti penggunaan bahan bangunan, bentuk atap, dan ornamen. Misalnya, penggunaan batu bata merah, yang menjadi ciri khas arsitektur Sriwijaya, kemudian diadopsi oleh kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.

Begitu pula dengan bentuk atap yang menjulang tinggi, yang seringkali dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit, menjadi salah satu elemen penting dalam arsitektur di berbagai wilayah di Indonesia.

Contoh Bangunan Candi yang Menunjukkan Pengaruh Arsitektur Kerajaan Sriwijaya

  • Candi Muara Takusdi Riau, Sumatera, merupakan salah satu contoh bangunan candi yang menunjukkan pengaruh arsitektur Sriwijaya. Candi ini dibangun pada abad ke-7 Masehi dan memiliki bentuk yang mirip dengan candi-candi di Jawa, seperti Candi Borobudur. Candi Muara Takus memiliki ciri khas berupa bentuk atap bertingkat yang menjulang tinggi, yang merupakan salah satu ciri khas arsitektur Sriwijaya.

  • Candi Borobudurdi Jawa Tengah, meskipun dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno, juga menunjukkan pengaruh arsitektur Sriwijaya. Hal ini dapat dilihat pada bentuk stupa-stupa yang menghiasi bagian atas candi, yang mirip dengan bentuk stupa-stupa yang terdapat pada candi-candi di Sumatera.

Ciri Khas Arsitektur Kerajaan Sriwijaya

Arsitektur Kerajaan Sriwijaya memiliki ciri khas yang unik yang membedakannya dengan arsitektur di wilayah lain di Nusantara. Beberapa ciri khas tersebut meliputi:

  • Penggunaan bahan bangunan: Arsitektur Sriwijaya banyak menggunakan batu bata merah sebagai bahan bangunan utama. Batu bata merah dipilih karena mudah didapatkan dan mudah dibentuk. Penggunaan batu bata merah juga memberikan kesan kokoh dan tahan lama pada bangunan.
  • Bentuk atap: Arsitektur Sriwijaya dikenal dengan bentuk atapnya yang menjulang tinggi dan bertingkat. Bentuk atap ini seringkali dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang melambangkan kekayaan dan kemegahan kerajaan.
  • Ornamen: Ornamen pada arsitektur Sriwijaya umumnya bermotif flora dan fauna. Ornamen ini melambangkan alam dan kepercayaan masyarakat Sriwijaya. Selain itu, ornamen juga digunakan untuk memperindah dan mempercantik bangunan.

Pengaruh Budaya Kerajaan Sriwijaya

Manakah di antara bangunan candi peninggalan kerajaan sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya, yang berjaya pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi, meninggalkan jejak budaya yang mendalam di wilayah Nusantara. Pengaruhnya melampaui batas wilayah kerajaan, menyebar ke berbagai penjuru, dan membentuk wajah budaya di Indonesia hingga saat ini. Sriwijaya, dengan posisinya sebagai pusat perdagangan maritim, menjadi titik temu berbagai budaya dan pengetahuan, yang kemudian disebarkan ke berbagai daerah di Nusantara.

Pengaruh Budaya Sriwijaya terhadap Perkembangan Budaya di Nusantara

Sriwijaya berperan penting dalam menyebarkan budaya dan pengetahuan ke berbagai wilayah di Nusantara. Posisi strategisnya sebagai pusat perdagangan maritim memungkinkan interaksi dengan berbagai budaya asing, seperti India, Cina, dan Persia. Interaksi ini melahirkan pertukaran budaya yang kaya, yang kemudian diadopsi dan dikembangkan oleh masyarakat Nusantara.

Pengaruh Budaya Sriwijaya dalam Seni

Seni Sriwijaya dipengaruhi oleh berbagai budaya asing, terutama India. Arsitektur candi, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, menunjukkan pengaruh seni arsitektur India. Selain itu, seni patung dan relief pada candi-candi tersebut juga mencerminkan pengaruh seni India. Seni tari dan musik Sriwijaya juga berkembang pesat, dipengaruhi oleh tradisi seni India dan Cina.

Kesenian tradisional seperti tari topeng dan wayang kulit, yang masih populer hingga saat ini, merupakan bukti pengaruh seni Sriwijaya.

Pengaruh Budaya Sriwijaya dalam Bahasa

Bahasa Melayu, yang merupakan bahasa nasional Indonesia, memiliki akar kuat dalam bahasa Sanskerta, bahasa yang digunakan di kerajaan Sriwijaya. Banyak kata dalam bahasa Melayu berasal dari bahasa Sanskerta, yang menunjukkan pengaruh kuat budaya Sriwijaya dalam perkembangan bahasa di Nusantara. Selain itu, penggunaan aksara Pallawa, yang berasal dari India Selatan, untuk menulis bahasa Melayu, juga merupakan bukti pengaruh budaya Sriwijaya dalam bidang bahasa.

Pengaruh Budaya Sriwijaya dalam Kepercayaan

Budaya Sriwijaya memiliki pengaruh besar dalam perkembangan kepercayaan di Nusantara. Agama Buddha Mahayana, yang dianut oleh kerajaan Sriwijaya, menyebar luas ke berbagai wilayah di Nusantara. Pengaruh agama Buddha tercermin dalam arsitektur candi, seni patung, dan relief. Selain Buddha Mahayana, agama Hindu juga masuk ke Nusantara melalui Sriwijaya.

Pengaruh agama Hindu terlihat dalam seni, sastra, dan kepercayaan masyarakat.

Tabel Pengaruh Budaya Sriwijaya dalam Berbagai Bidang

Bidang Pengaruh Budaya Sriwijaya
Agama Penyebaran agama Buddha Mahayana dan Hindu
Seni Arsitektur candi, seni patung, seni relief, tari, dan musik
Sastra Penggunaan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa
Bahasa Perkembangan bahasa Melayu yang dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta
Kepercayaan Pengaruh agama Buddha Mahayana dan Hindu dalam kepercayaan masyarakat

Pemungkas

Srivijaya java temple perspective someone give some size here

Memahami candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya tidak hanya tentang menelusuri sejarah, tetapi juga tentang memahami nilai budaya dan arsitektur yang tertanam di dalamnya. Mempelajari candi-candi ini adalah seperti membuka jendela ke masa lalu, memahami bagaimana nenek moyang kita membangun peradaban dan meninggalkan warisan budaya yang luar biasa.

Melalui candi, kita dapat merasakan kemegahan Kerajaan Sriwijaya dan memahami pengaruhnya terhadap perkembangan budaya di wilayah Nusantara.

Pertanyaan yang Sering Muncul: Manakah Di Antara Bangunan Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Apa saja ciri khas arsitektur candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya?

Ciri khas arsitektur candi Kerajaan Sriwijaya meliputi penggunaan batu bata merah, bentuk atap yang menjulang tinggi, dan ornamen yang khas, seperti motif flora dan fauna.

Apakah semua candi di Jawa merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya?

Tidak, hanya beberapa candi di Jawa yang memiliki pengaruh arsitektur Kerajaan Sriwijaya. Candi Borobudur dan Candi Sewu, misalnya, memiliki pengaruh arsitektur Kerajaan Sriwijaya. Namun, sebagian besar candi di Jawa merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa.

Apa saja contoh pengaruh budaya Kerajaan Sriwijaya terhadap perkembangan budaya di Nusantara?

Pengaruh budaya Kerajaan Sriwijaya tercermin dalam berbagai bidang, seperti agama, seni, bahasa, dan kepercayaan masyarakat. Sebagai contoh, pengaruh agama Buddha dapat dilihat pada banyak candi di Jawa dan Sumatera, sementara pengaruh bahasa dapat dilihat pada penggunaan bahasa Melayu Kuno di berbagai prasasti.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top