Membayangkan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, menjadi ikon kota metropolitan, merupakan bukti nyata dari kehebatan konstruksi bangunan bertingkat. Proses pembangunannya menawarkan tantangan tersendiri, memadukan kreativitas arsitektur dengan ketelitian teknik sipil. Dari perencanaan hingga eksekusi, setiap tahapan memerlukan perhatian yang cermat, melibatkan berbagai disiplin ilmu dan teknologi mutakhir.
Konstruksi bangunan bertingkat tidak hanya tentang membangun struktur fisik, tetapi juga tentang menciptakan ruang hidup yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan aspek keselamatan, efisiensi energi, dan dampak lingkungan, konstruksi bangunan bertingkat berperan penting dalam membentuk lanskap kota modern.
Pengertian Konstruksi Bangunan Bertingkat
Konstruksi bangunan bertingkat merupakan proses pembangunan struktur yang memiliki lebih dari satu lantai, menjulang tinggi ke atas. Bangunan bertingkat dirancang untuk memanfaatkan ruang vertikal secara maksimal, sehingga cocok untuk area perkotaan yang padat penduduk dan terbatas lahan. Pembangunannya membutuhkan pertimbangan khusus terkait struktur, bahan, dan sistem konstruksi untuk menjamin keamanan dan stabilitas bangunan.
Jenis-Jenis Bangunan Bertingkat
Bangunan bertingkat dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan struktur. Berdasarkan fungsinya, bangunan bertingkat dapat berupa:
- Bangunan Perkantoran: Diperuntukkan untuk kegiatan perkantoran, umumnya memiliki desain yang modern dan fungsional, dengan ruang terbuka dan pencahayaan yang baik.
- Bangunan Apartemen: Berfungsi sebagai tempat tinggal, memiliki unit-unit hunian dengan berbagai ukuran dan fasilitas.
- Bangunan Hotel: Diperuntukkan untuk akomodasi wisatawan, dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti restoran, kolam renang, dan ruang pertemuan.
- Bangunan Rumah Sakit: Digunakan untuk layanan kesehatan, memiliki fasilitas medis yang lengkap, ruang rawat inap, dan ruang operasi.
- Bangunan Perbelanjaan: Berfungsi sebagai pusat perbelanjaan, memiliki berbagai toko, restoran, dan hiburan.
Berdasarkan strukturnya, bangunan bertingkat dapat berupa:
- Struktur Baja: Menggunakan rangka baja sebagai kerangka utama, dikenal karena kekuatan dan fleksibilitasnya, cocok untuk bangunan tinggi.
- Struktur Beton Bertulang: Menggunakan beton bertulang sebagai bahan utama, memiliki kekuatan tekan yang tinggi dan tahan lama, cocok untuk bangunan dengan beban berat.
- Struktur Campuran: Menggabungkan baja dan beton bertulang, mengoptimalkan kekuatan dan fleksibilitas, cocok untuk bangunan dengan desain kompleks.
Perbedaan Konstruksi Bangunan Bertingkat dan Bangunan Rendah
Konstruksi bangunan bertingkat memiliki beberapa perbedaan signifikan dengan bangunan rendah, antara lain:
Aspek | Bangunan Bertingkat | Bangunan Rendah |
---|---|---|
Tinggi | Lebih dari satu lantai | Satu atau dua lantai |
Struktur | Membutuhkan struktur yang kuat dan tahan beban | Struktur yang lebih sederhana |
Bahan | Membutuhkan bahan yang berkualitas tinggi, seperti baja dan beton bertulang | Bahan yang lebih ringan dan mudah dikerjakan |
Sistem Konstruksi | Membutuhkan sistem konstruksi yang kompleks dan terencana | Sistem konstruksi yang lebih sederhana |
Biaya | Biaya pembangunan yang lebih tinggi | Biaya pembangunan yang lebih rendah |
Waktu Pembangunan | Waktu pembangunan yang lebih lama | Waktu pembangunan yang lebih singkat |
Perizinan | Proses perizinan yang lebih kompleks | Proses perizinan yang lebih sederhana |
Tahapan Konstruksi Bangunan Bertingkat
Membangun gedung bertingkat adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai tahapan yang saling terkait. Setiap tahapan memiliki peranan penting untuk memastikan bangunan yang kokoh, aman, dan sesuai dengan desain. Mari kita bahas secara detail tahapan-tahapan yang umumnya dilakukan dalam konstruksi bangunan bertingkat.
Persiapan Lahan
Tahap awal konstruksi bangunan bertingkat adalah persiapan lahan. Tahap ini sangat penting untuk memastikan pondasi bangunan kokoh dan stabil. Persiapan lahan meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
- Pembersihan lahan: Membuang semua penghalang, seperti vegetasi, sampah, dan material yang tidak diperlukan.
- Pengukuran dan pemetaan lahan: Menentukan batas lahan, elevasi, dan titik-titik penting untuk pembangunan.
- Penggalian tanah: Menggali tanah sesuai dengan kedalaman yang dibutuhkan untuk pondasi.
- Penataan dan pemadatan tanah: Mengatur dan memadatkan tanah galian agar lebih stabil dan kokoh.
Pembuatan Pondasi
Pondasi adalah bagian terpenting dari bangunan bertingkat. Pondasi berfungsi sebagai dasar bangunan yang menopang seluruh beban struktur di atasnya. Tahap ini meliputi:
- Pembuatan pondasi: Mendirikan pondasi sesuai dengan desain, biasanya berupa pondasi cakar ayam, pondasi raft, atau pondasi tiang pancang.
- Pemasangan bekisting: Membuat cetakan untuk beton pondasi agar bentuknya sesuai dengan desain.
- Pemasangan tulangan baja: Menyusun tulangan baja untuk memperkuat beton pondasi dan menahan beban struktur di atasnya.
- Pembetonan: Menuangkan beton ke dalam bekisting yang telah diisi tulangan baja.
- Pengerjaan finishing: Membersihkan dan merapikan permukaan beton pondasi.
Contoh gambar ilustrasi yang menunjukkan tahapan pembangunan struktur pondasi:
Gambar ilustrasi menunjukkan tahapan pembangunan struktur pondasi, dimulai dari penggalian tanah, pemasangan bekisting, pemasangan tulangan baja, dan terakhir pembetonan. Proses ini memastikan pondasi yang kuat dan stabil untuk menopang bangunan bertingkat.
Pembangunan Struktur
Setelah pondasi selesai, tahap selanjutnya adalah pembangunan struktur bangunan. Tahap ini meliputi:
- Pembuatan kolom: Mendirikan kolom sebagai penyangga utama bangunan yang menahan beban dari lantai dan atap.
- Pembuatan balok: Menyambungkan kolom dan berfungsi sebagai penyangga lantai dan atap.
- Pembuatan dinding: Mendirikan dinding sebagai pembatas ruangan dan penahan beban lateral.
- Pemasangan rangka atap: Memasang rangka atap sebagai penyangga penutup bangunan.
Pemasangan Lantai
Setelah struktur bangunan selesai, tahap selanjutnya adalah pemasangan lantai. Tahap ini meliputi:
- Pemasangan lantai dasar: Memasang lantai dasar sebagai dasar untuk lantai berikutnya.
- Pemasangan lantai tingkat: Memasang lantai tingkat sesuai dengan desain dan kebutuhan.
- Pemasangan keramik/lantai kayu: Memasang keramik atau lantai kayu sebagai pelapis lantai.
Pemasangan Dinding dan Plafon
Tahap selanjutnya adalah pemasangan dinding dan plafon. Tahap ini meliputi:
- Pemasangan dinding: Memasang dinding pembatas ruangan dan penahan beban lateral.
- Pemasangan plafon: Memasang plafon sebagai penutup ruangan dan untuk memperindah ruangan.
Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
Tahap selanjutnya adalah instalasi mekanikal dan elektrikal. Tahap ini meliputi:
- Instalasi air bersih: Memasang pipa air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di bangunan.
- Instalasi air kotor: Memasang pipa air kotor untuk mengalirkan air kotor ke saluran pembuangan.
- Instalasi listrik: Memasang jaringan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di bangunan.
- Instalasi AC: Memasang sistem AC untuk mengatur suhu ruangan.
Finishing
Tahap terakhir adalah finishing. Tahap ini meliputi:
- Pemasangan pintu dan jendela: Memasang pintu dan jendela sesuai dengan desain.
- Pengecatan: Mengecat dinding dan plafon untuk memperindah ruangan.
- Pemasangan furnitur: Memasang furnitur sesuai dengan desain dan kebutuhan.
Tabel Alur Kerja Tahapan Konstruksi
Tahap | Kegiatan |
---|---|
Persiapan Lahan | Pembersihan lahan, pengukuran dan pemetaan lahan, penggalian tanah, penataan dan pemadatan tanah. |
Pembuatan Pondasi | Pembuatan pondasi, pemasangan bekisting, pemasangan tulangan baja, pembetonan, pengerjaan finishing. |
Pembangunan Struktur | Pembuatan kolom, pembuatan balok, pembuatan dinding, pemasangan rangka atap. |
Pemasangan Lantai | Pemasangan lantai dasar, pemasangan lantai tingkat, pemasangan keramik/lantai kayu. |
Pemasangan Dinding dan Plafon | Pemasangan dinding, pemasangan plafon. |
Instalasi Mekanikal dan Elektrikal | Instalasi air bersih, instalasi air kotor, instalasi listrik, instalasi AC. |
Finishing | Pemasangan pintu dan jendela, pengecatan, pemasangan furnitur. |
Material dan Teknologi Konstruksi
Pembangunan bangunan bertingkat memerlukan material dan teknologi yang tepat untuk menunjang kekuatan, stabilitas, dan keamanan struktur. Material yang digunakan harus memiliki karakteristik yang kuat, tahan lama, dan mudah dibentuk, sedangkan teknologi konstruksi harus inovatif dan efisien untuk mempercepat proses pembangunan dan meminimalkan dampak lingkungan.
Jenis Material Konstruksi
Material yang umum digunakan dalam konstruksi bangunan bertingkat terdiri dari berbagai jenis, mulai dari bahan bangunan tradisional hingga material modern yang berteknologi tinggi.
- Beton: Beton merupakan material yang paling umum digunakan dalam konstruksi bangunan bertingkat. Beton merupakan campuran semen, agregat, dan air yang memiliki kekuatan tekan tinggi, tahan lama, dan fleksibel. Beton dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk dan ukuran, sehingga dapat digunakan untuk membangun berbagai jenis struktur, seperti kolom, balok, dan pelat lantai.
Membangun gedung bertingkat membutuhkan perencanaan yang matang, salah satunya adalah menghitung kebutuhan material bangunan. Untuk memudahkan proses ini, kamu bisa memanfaatkan aplikasi spreadsheet seperti excel. Menghitung kebutuhan material bangunan excel memungkinkan kamu untuk mengatur daftar material, kuantitas, dan harga dengan lebih efisien.
Dengan data yang terstruktur, kamu bisa mengontrol pengeluaran dan memastikan proyek konstruksi berjalan sesuai rencana.
- Baja: Baja merupakan material yang kuat, tahan lama, dan mudah dibentuk. Baja sering digunakan untuk membangun rangka struktur, kolom, dan balok. Baja memiliki kekuatan tarik tinggi, sehingga dapat menahan beban berat dan gaya geser yang tinggi. Baja juga tahan terhadap korosi, sehingga dapat digunakan di lingkungan yang lembap.
- Kaca: Kaca merupakan material yang transparan, kuat, dan tahan lama. Kaca sering digunakan untuk membangun dinding, jendela, dan atap bangunan. Kaca modern memiliki berbagai jenis, seperti kaca tempered, kaca laminated, dan kaca reflektif, yang menawarkan berbagai manfaat, seperti kekuatan tinggi, ketahanan terhadap benturan, dan isolasi panas.
- Alumunium: Alumunium merupakan material yang ringan, tahan lama, dan mudah dibentuk. Alumunium sering digunakan untuk membangun rangka jendela, pintu, dan fasad bangunan. Alumunium tahan terhadap korosi dan mudah dibersihkan, sehingga dapat digunakan di berbagai lingkungan.
- Kayu: Kayu merupakan material yang ramah lingkungan dan mudah dibentuk. Kayu sering digunakan untuk membangun rangka atap, lantai, dan dinding. Kayu memiliki kekuatan tarik tinggi, namun mudah terbakar, sehingga perlu diberi perlakuan khusus untuk meningkatkan ketahanannya terhadap api.
Teknologi Konstruksi
Teknologi konstruksi memainkan peran penting dalam pembangunan bangunan bertingkat. Teknologi konstruksi modern memungkinkan pembangunan bangunan yang lebih cepat, efisien, dan aman. Berikut adalah beberapa teknologi konstruksi yang umum digunakan:
- Sistem Modular: Sistem modular memungkinkan pembangunan bangunan dengan menggunakan komponen prefabrikasi yang diproduksi di pabrik. Komponen-komponen ini kemudian dirakit di lokasi konstruksi. Sistem modular mempercepat proses pembangunan dan meminimalkan limbah konstruksi.
- BIM (Building Information Modeling): BIM merupakan teknologi yang memungkinkan perencanaan, desain, dan konstruksi bangunan secara virtual. BIM memungkinkan tim konstruksi untuk mengidentifikasi potensi masalah sebelum konstruksi dimulai, sehingga dapat meminimalkan kesalahan dan biaya. BIM juga memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara arsitek, insinyur, dan kontraktor.
Membangun gedung bertingkat memang kompleks, membutuhkan perencanaan matang dan pengawasan ketat. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah SBU (Surat Bukti Uji) bangunan gedung, yang merupakan dokumen penting yang menyatakan bahwa bangunan tersebut telah memenuhi standar keselamatan dan keamanan.
Informasi lebih lanjut mengenai SBU bangunan gedung bisa Anda dapatkan di sbu bangunan gedung. Dengan memperhatikan SBU, konstruksi bangunan bertingkat dapat berjalan lancar dan menghasilkan bangunan yang aman dan nyaman untuk penghuninya.
- Konstruksi Prefabrikasi: Konstruksi prefabrikasi merupakan teknologi yang memungkinkan pembangunan bangunan dengan menggunakan komponen yang sudah diproduksi di pabrik. Komponen-komponen ini kemudian dirakit di lokasi konstruksi. Konstruksi prefabrikasi mempercepat proses pembangunan dan meminimalkan limbah konstruksi.
- Crane: Crane merupakan alat berat yang digunakan untuk mengangkat dan memindahkan material konstruksi. Crane sangat penting dalam pembangunan bangunan bertingkat, terutama untuk mengangkat material berat ke ketinggian yang tinggi.
- Robot Konstruksi: Robot konstruksi merupakan teknologi yang memungkinkan pembangunan bangunan dengan menggunakan robot. Robot konstruksi dapat melakukan tugas-tugas yang berbahaya, berulang, atau kompleks dengan lebih cepat, efisien, dan akurat dibandingkan dengan manusia.
Teknologi Konstruksi Inovatif dan Ramah Lingkungan
Teknologi konstruksi inovatif dan ramah lingkungan bertujuan untuk meminimalkan dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi konstruksi.
- Bangunan Hijau: Bangunan hijau merupakan bangunan yang dirancang untuk meminimalkan dampak lingkungan. Bangunan hijau menggunakan material yang ramah lingkungan, sistem energi terbarukan, dan desain yang efisien untuk menghemat energi dan air.
- Konstruksi Berkelanjutan: Konstruksi berkelanjutan merupakan pendekatan konstruksi yang bertujuan untuk meminimalkan dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi konstruksi. Konstruksi berkelanjutan menggunakan material yang ramah lingkungan, sistem konstruksi yang efisien, dan teknologi yang inovatif untuk meminimalkan limbah dan emisi.
- Material Ramah Lingkungan: Material ramah lingkungan merupakan material yang diproduksi dengan proses yang berkelanjutan dan memiliki dampak lingkungan yang minimal. Contoh material ramah lingkungan adalah bambu, kayu daur ulang, dan beton ringan.
Aspek Keselamatan dan Keamanan: Konstruksi Bangunan Bertingkat
Konstruksi bangunan bertingkat merupakan proyek besar dan kompleks yang melibatkan banyak pekerja dan peralatan berat. Oleh karena itu, keselamatan dan keamanan menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan pembangunan. Memahami dan menerapkan langkah-langkah keselamatan yang tepat sangat penting untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan serta keselamatan semua pihak yang terlibat.
Risiko Keselamatan dan Cara Mengatasinya, Konstruksi bangunan bertingkat
Dalam konstruksi bangunan bertingkat, terdapat berbagai jenis risiko yang perlu diantisipasi. Berikut adalah beberapa contoh risiko dan cara mengatasinya:
Jenis Risiko | Cara Mengatasi |
---|---|
Jatuh dari ketinggian | Penggunaan tali pengaman, scaffolding yang kokoh, dan sistem pengaman lainnya. |
Tertimpa benda jatuh | Penggunaan jaring pengaman, helm pengaman, dan sistem peringatan bahaya. |
Terkena arus listrik | Pemasangan kabel listrik yang aman, penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan sepatu isolasi. |
Terkena bahan kimia berbahaya | Penggunaan APD yang sesuai, penyimpanan bahan kimia yang aman, dan pelatihan tentang penanganan bahan kimia. |
Kebakaran | Pemasangan sistem pemadam kebakaran, pelatihan evakuasi, dan penggunaan bahan bangunan yang tahan api. |
Peran Standar dan Regulasi
Standar dan regulasi keselamatan kerja memainkan peran penting dalam menjaga keselamatan pekerja di proyek konstruksi. Standar ini menetapkan pedoman dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memastikan lingkungan kerja yang aman. Beberapa contoh standar dan regulasi yang relevan dengan konstruksi bangunan bertingkat meliputi:
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Konstruksi.
- Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Konstruksi.
- Occupational Safety and Health Administration (OSHA) di Amerika Serikat.
Standar dan regulasi ini mencakup berbagai aspek keselamatan, mulai dari penggunaan alat pelindung diri (APD), prosedur kerja yang aman, hingga manajemen risiko. Penerapan standar dan regulasi ini secara konsisten dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi semua pekerja.
Pertimbangan Lingkungan dan Efisiensi
Membangun gedung bertingkat tidak hanya tentang estetika dan fungsionalitas, tetapi juga tentang tanggung jawab terhadap lingkungan. Pembangunan yang berkelanjutan menjadi semakin penting dalam era modern ini, di mana kita harus meminimalkan dampak negatif terhadap planet dan menjaga sumber daya untuk generasi mendatang.
Oleh karena itu, pertimbangan lingkungan dan efisiensi menjadi faktor kunci dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi bangunan bertingkat.
Penerapan Teknologi Hijau
Teknologi hijau menawarkan solusi inovatif untuk membangun gedung yang ramah lingkungan dan hemat energi. Penerapan teknologi ini dapat mengurangi jejak karbon, menghemat konsumsi energi, dan meningkatkan kualitas hidup penghuni.
- Sistem Panel Surya: Panel surya dapat menghasilkan energi listrik dari sinar matahari, mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan emisi gas rumah kaca. Penggunaan panel surya di atap gedung dapat menghasilkan energi terbarukan untuk kebutuhan listrik bangunan.
- Material Ramah Lingkungan: Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan, seperti kayu bersertifikat, bambu, dan beton ringan, dapat mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi. Material daur ulang juga dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam baru.
- Sistem Ventilasi Alami: Desain bangunan yang memungkinkan sirkulasi udara alami dapat mengurangi penggunaan sistem pendingin ruangan dan meningkatkan efisiensi energi. Ventilasi alami dapat dilakukan dengan penempatan jendela yang strategis, penggunaan atrium, dan desain atap yang memaksimalkan aliran udara.
Strategi Minimalisasi Dampak Lingkungan
Selain teknologi hijau, terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meminimalkan dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi dalam pembangunan gedung bertingkat.
Membangun gedung bertingkat membutuhkan perencanaan matang dan material berkualitas. Untuk memenuhi kebutuhan material bangunan, kamu bisa mengunjungi toko bangunan keputih yang menyediakan berbagai macam bahan bangunan dengan harga yang kompetitif. Dengan material yang tepat, konstruksi bangunan bertingkat pun bisa berjalan lancar dan menghasilkan bangunan yang kokoh dan aman.
- Pengelolaan Air Hujan: Sistem pengelolaan air hujan dapat digunakan untuk menampung dan memanfaatkan air hujan untuk keperluan irigasi, pencucian, dan toilet. Hal ini dapat mengurangi konsumsi air bersih dan mengurangi beban pada sistem drainase.
- Penghematan Air: Penggunaan peralatan hemat air, seperti toilet dan keran berteknologi rendah, dapat mengurangi konsumsi air bersih dan meminimalkan pemborosan. Penggunaan sistem penyiraman otomatis dan sensor air juga dapat membantu menghemat air.
- Pengurangan Sampah: Implementasi program daur ulang dan pengurangan sampah dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan dari proyek konstruksi. Pengelolaan sampah yang baik dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Efisiensi Energi dalam Gedung Bertingkat
Efisiensi energi menjadi fokus utama dalam pembangunan gedung bertingkat. Gedung yang dirancang dengan efisiensi energi dapat mengurangi biaya operasional dan emisi gas rumah kaca.
- Pencahayaan Efisien: Penggunaan lampu LED yang hemat energi dapat mengurangi konsumsi listrik dan meningkatkan efisiensi pencahayaan. Penerapan sistem pencahayaan otomatis dan sensor cahaya juga dapat membantu menghemat energi.
- Isolasi Termal: Isolasi termal yang baik dapat mengurangi hilangnya panas dan dingin dari dalam gedung, sehingga mengurangi penggunaan sistem pemanas dan pendingin ruangan. Isolasi termal dapat dilakukan dengan menggunakan material isolasi yang tepat pada dinding, atap, dan lantai.
- Sistem HVAC Efisien: Penggunaan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) yang hemat energi dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca. Sistem HVAC yang efisien dapat dilengkapi dengan sensor suhu dan sistem kontrol otomatis untuk mengatur suhu ruangan secara optimal.
Simpulan Akhir
Membangun bangunan bertingkat bukan sekadar mendirikan struktur fisik, melainkan membangun masa depan. Dengan meningkatkan standar keselamatan, memanfaatkan teknologi inovatif, dan menekankan keberlanjutan lingkungan, konstruksi bangunan bertingkat akan terus berkembang dan menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Informasi FAQ
Apa saja jenis-jenis bangunan bertingkat?
Jenis bangunan bertingkat beragam, mulai dari gedung perkantoran, apartemen, hotel, pusat perbelanjaan, hingga rumah sakit.
Bagaimana cara memilih material konstruksi yang tepat?
Pemilihan material disesuaikan dengan fungsi bangunan, beban struktur, dan kondisi lingkungan. Konsultasikan dengan ahli teknik sipil untuk mendapatkan rekomendasi terbaik.
Apakah konstruksi bangunan bertingkat ramah lingkungan?
Ya, dengan penerapan teknologi hijau seperti penggunaan material daur ulang, sistem pencahayaan hemat energi, dan pengelolaan air hujan, konstruksi bangunan bertingkat dapat menjadi lebih ramah lingkungan.