Membangun gedung merupakan proyek besar yang membutuhkan perencanaan matang dan pelaksanaan yang terstruktur. Mulai dari merancang desain hingga menyelesaikan pembangunan, setiap tahap memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan proyek. Artikel ini akan memberikan gambaran lengkap tentang contoh proyek konstruksi bangunan gedung, mulai dari tahapan proyek, jenis konstruksi, elemen bangunan, hingga aspek legal dan keselamatan kerja.
Anda akan menemukan penjelasan detail tentang setiap tahapan proyek, jenis konstruksi yang umum digunakan, elemen bangunan yang membentuk gedung, dan pertimbangan desain yang perlu diperhatikan. Selain itu, kita akan membahas aspek teknis, peralatan yang digunakan, keselamatan kerja, dan aspek legal yang perlu dipenuhi dalam proyek konstruksi gedung.
Tahapan Proyek Konstruksi Gedung
Proyek konstruksi gedung merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan perencanaan yang matang serta koordinasi yang baik antar berbagai pihak yang terlibat. Proses ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari perencanaan awal hingga serah terima bangunan kepada pemilik. Setiap tahap memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran proyek dan tercapainya hasil yang sesuai dengan rencana.
Tahapan Proyek Konstruksi Gedung
Berikut adalah tahapan proyek konstruksi gedung secara umum, yang umumnya terdiri dari:
- Perencanaan: Tahap ini meliputi pengumpulan data, analisis kebutuhan, desain konsep, dan perencanaan detail bangunan. Tahap ini juga melibatkan perhitungan biaya, estimasi waktu pengerjaan, dan pemilihan material. Durasi tahap ini biasanya memakan waktu 3-6 bulan.
- Persiapan: Tahap ini meliputi pengadaan lahan, perizinan, dan persiapan lahan untuk konstruksi. Tahap ini juga melibatkan pengadaan material dan peralatan yang diperlukan. Durasi tahap ini biasanya memakan waktu 1-3 bulan.
- Konstruksi: Tahap ini meliputi pekerjaan konstruksi fisik, seperti pengecoran pondasi, pembangunan struktur, pemasangan atap, dan finishing. Tahap ini merupakan tahap yang paling memakan waktu dan membutuhkan koordinasi yang baik antar berbagai pihak yang terlibat. Durasi tahap ini biasanya memakan waktu 6-12 bulan, tergantung pada kompleksitas dan skala proyek.
Bayangkan pembangunan gedung pencakar langit dengan desain futuristik, itu contoh proyek konstruksi bangunan gedung yang menantang. Proses pembangunannya membutuhkan perencanaan dan pelaksanaan yang matang, dan di sinilah peran teknologi rekayasa pelaksanaan bangunan sipil sangat penting. Teknologi ini membantu mengoptimalkan proses konstruksi, mulai dari perencanaan, pengadaan material, hingga proses pembangunan itu sendiri.
Contohnya, penggunaan BIM (Building Information Modeling) dalam proyek konstruksi gedung memungkinkan visualisasi dan simulasi desain yang lebih akurat, sehingga meminimalkan kesalahan dan meningkatkan efisiensi pembangunan.
- Finishing: Tahap ini meliputi pekerjaan finishing, seperti pengecatan, pemasangan lantai, dan pemasangan instalasi listrik dan plumbing. Tahap ini juga melibatkan pembersihan dan pengemasan bangunan. Durasi tahap ini biasanya memakan waktu 2-4 bulan.
- Serah Terima: Tahap ini meliputi serah terima bangunan dari kontraktor kepada pemilik. Tahap ini juga melibatkan pengecekan akhir dan pengujian kelayakan bangunan. Durasi tahap ini biasanya memakan waktu 1-2 bulan.
Peran dan Tanggung Jawab Setiap Pihak
Berikut adalah peran dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam setiap tahap proyek konstruksi gedung:
Tahap | Peran dan Tanggung Jawab |
---|---|
Perencanaan |
|
Persiapan |
|
Konstruksi |
|
Finishing |
|
Serah Terima |
|
Jenis-Jenis Konstruksi Gedung
Konstruksi gedung merupakan proses yang kompleks yang melibatkan berbagai elemen, termasuk material yang digunakan. Material yang dipilih akan sangat memengaruhi karakteristik bangunan, seperti kekuatan, ketahanan, dan estetika. Berdasarkan material yang digunakan, jenis-jenis konstruksi gedung dapat dibedakan menjadi beberapa kategori.
Contoh proyek konstruksi bangunan gedung bisa beragam, mulai dari gedung perkantoran hingga apartemen. Pemilihan lokasi yang strategis menjadi kunci kesuksesan, dan tentu saja, pemilihan lot bangunan yang tepat juga sangat penting. Lot bangunan yang luas dan strategis memungkinkan desain bangunan yang lebih fleksibel dan memaksimalkan potensi investasi.
Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada kelancaran dan kesuksesan proyek konstruksi bangunan gedung tersebut.
Konstruksi Beton
Konstruksi beton merupakan jenis konstruksi yang paling umum digunakan di dunia. Beton terbuat dari campuran semen, agregat (pasir dan kerikil), dan air. Campuran ini kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras. Beton memiliki banyak keunggulan, antara lain:
- Kekuatan tinggi
- Ketahanan terhadap api
- Biaya yang relatif rendah
- Dapat dibentuk dengan mudah
Namun, beton juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
- Berat
- Rentan terhadap retak
- Proses pengerasan yang lama
Contoh bangunan gedung yang menggunakan konstruksi beton adalah:
- Gedung bertingkat
- Jembatan
- Bendungan
Konstruksi Baja
Konstruksi baja merupakan jenis konstruksi yang menggunakan baja sebagai material utamanya. Baja merupakan material yang kuat, tahan lama, dan mudah dibentuk. Konstruksi baja memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
- Kekuatan tinggi
- Dapat dibentuk dengan mudah
- Ringan
- Tahan terhadap korosi
Namun, konstruksi baja juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
- Biaya yang relatif tinggi
- Rentan terhadap api
- Membutuhkan perawatan khusus
Contoh bangunan gedung yang menggunakan konstruksi baja adalah:
- Gedung pencakar langit
- Jembatan
- Stadion
Konstruksi Kayu
Konstruksi kayu merupakan jenis konstruksi yang menggunakan kayu sebagai material utamanya. Kayu merupakan material yang mudah didapat, ramah lingkungan, dan memiliki estetika yang tinggi. Konstruksi kayu memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
- Ringan
- Mudah dibentuk
- Ramah lingkungan
- Biaya yang relatif rendah
Namun, konstruksi kayu juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
- Rentan terhadap api
- Rentan terhadap serangan rayap
- Umur yang relatif pendek
Contoh bangunan gedung yang menggunakan konstruksi kayu adalah:
- Rumah tinggal
- Gedung sekolah
- Gedung kantor kecil
Konstruksi Campuran
Konstruksi campuran merupakan jenis konstruksi yang menggabungkan berbagai jenis material, seperti beton, baja, dan kayu. Konstruksi campuran ini bertujuan untuk menggabungkan keunggulan dari masing-masing material. Contoh bangunan gedung yang menggunakan konstruksi campuran adalah:
- Gedung bertingkat dengan rangka baja dan dinding beton
- Jembatan dengan struktur baja dan lantai beton
- Rumah tinggal dengan rangka kayu dan dinding beton
Elemen Konstruksi Gedung: Contoh Proyek Konstruksi Bangunan Gedung
Gedung berdiri kokoh dan megah karena dibangun dengan berbagai elemen yang saling berhubungan dan bekerja sama. Setiap elemen memiliki fungsi dan karakteristiknya sendiri, dan semuanya berperan penting dalam menopang struktur bangunan dan memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai elemen-elemen utama konstruksi gedung.
Pondasi
Pondasi adalah bagian paling dasar dari sebuah gedung, yang berfungsi sebagai penyangga utama seluruh beban bangunan. Pondasi harus dirancang dengan kokoh untuk menahan beban dari struktur di atasnya, serta untuk mencegah penurunan atau pergeseran bangunan akibat pengaruh tanah.
- Jenis-jenis pondasi: Ada berbagai jenis pondasi yang dapat digunakan, seperti pondasi dangkal (footings, raft foundation), pondasi dalam (pile foundation, caisson foundation), dan pondasi tiang pancang (pile foundation).
- Fungsi pondasi: Menyalurkan beban bangunan ke tanah secara merata, mencegah penurunan dan pergeseran bangunan, memberikan stabilitas dan ketahanan terhadap gempa bumi.
- Karakteristik pondasi: Kekuatan, ketahanan, dan kemampuan untuk menahan beban berat.
Kolom
Kolom adalah elemen vertikal yang berfungsi untuk menopang beban dari atap dan lantai atas, serta memindahkan beban tersebut ke pondasi. Kolom biasanya terbuat dari beton bertulang, baja, atau kayu, dan memiliki bentuk yang bervariasi tergantung pada kebutuhan struktural dan estetika bangunan.
- Fungsi kolom: Menopang beban dari atap dan lantai atas, memindahkan beban ke pondasi, memberikan kekuatan dan stabilitas pada struktur bangunan.
- Karakteristik kolom: Kekuatan, ketahanan, dan kemampuan untuk menahan beban berat, bentuk yang bervariasi sesuai kebutuhan struktural dan estetika.
Balok
Balok adalah elemen horizontal yang berfungsi untuk menopang beban dari atap dan lantai atas, serta memindahkan beban tersebut ke kolom. Balok biasanya terbuat dari beton bertulang, baja, atau kayu, dan memiliki bentuk yang bervariasi tergantung pada kebutuhan struktural dan estetika bangunan.
- Fungsi balok: Menopang beban dari atap dan lantai atas, memindahkan beban ke kolom, memberikan kekuatan dan stabilitas pada struktur bangunan.
- Karakteristik balok: Kekuatan, ketahanan, dan kemampuan untuk menahan beban berat, bentuk yang bervariasi sesuai kebutuhan struktural dan estetika.
Dinding
Dinding adalah elemen vertikal yang berfungsi untuk membagi ruangan, memberikan privasi, dan melindungi bangunan dari cuaca dan gangguan luar. Dinding biasanya terbuat dari bata, beton, kayu, atau panel gypsum, dan memiliki bentuk dan desain yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan estetika bangunan.
- Fungsi dinding: Membagi ruangan, memberikan privasi, melindungi bangunan dari cuaca dan gangguan luar, memberikan kekuatan dan stabilitas pada struktur bangunan.
- Karakteristik dinding: Kekuatan, ketahanan, kemampuan untuk menahan beban, ketahanan terhadap air dan api, kemampuan untuk menyerap suara, dan estetika.
Atap
Atap adalah bagian paling atas dari sebuah gedung, yang berfungsi untuk melindungi bangunan dari hujan, sinar matahari, dan angin. Atap biasanya terbuat dari bahan tahan cuaca seperti genteng, asbes, atau seng, dan memiliki bentuk yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan estetika bangunan.
- Fungsi atap: Melindungi bangunan dari hujan, sinar matahari, dan angin, memberikan ventilasi dan pencahayaan alami, memberikan estetika pada bangunan.
- Karakteristik atap: Kekuatan, ketahanan terhadap cuaca, kemampuan untuk mengalirkan air hujan, kemampuan untuk menyerap panas, dan estetika.
Elemen Lainnya
Selain elemen-elemen utama tersebut, masih banyak elemen konstruksi gedung lainnya yang berperan penting dalam membangun struktur yang kokoh dan nyaman, seperti:
- Tangga: Menghubungkan antar lantai, memberikan akses ke lantai atas.
- Jendela: Memberikan pencahayaan dan ventilasi alami, memberikan estetika pada bangunan.
- Pintu: Memberikan akses masuk dan keluar bangunan, memberikan privasi dan keamanan.
- Plafon: Memberikan estetika pada ruangan, menyerap suara, dan melindungi ruangan dari panas.
- Lantai: Memberikan permukaan yang nyaman untuk berjalan dan beraktivitas, memberikan estetika pada ruangan.
Pertimbangan Desain dan Arsitektur
Desain dan arsitektur merupakan aspek krusial dalam proyek konstruksi gedung. Keduanya tidak hanya sekadar estetika, tapi juga memainkan peran penting dalam menentukan fungsionalitas, keamanan, dan keberlanjutan bangunan. Pertimbangan matang dalam desain dan arsitektur akan menghasilkan gedung yang nyaman, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan penghuninya.
Aspek Desain dan Arsitektur
Ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam desain dan arsitektur gedung, antara lain:
- Estetika:Desain yang menarik dan harmonis dengan lingkungan sekitar dapat meningkatkan nilai estetika gedung. Hal ini penting untuk menciptakan citra positif dan menarik minat pengguna.
- Fungsionalitas:Desain harus mempertimbangkan kebutuhan dan aktivitas yang akan dilakukan di dalam gedung. Penataan ruang yang efisien dan aksesibilitas yang baik akan meningkatkan kenyamanan dan produktivitas pengguna.
- Keamanan:Aspek keamanan harus menjadi prioritas utama dalam desain. Hal ini meliputi sistem keamanan bangunan, jalur evakuasi, dan material tahan api.
- Keberlanjutan:Desain yang ramah lingkungan dan hemat energi akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menghemat biaya operasional jangka panjang.
Contoh Penerapan Prinsip Desain dan Arsitektur
Berikut adalah beberapa contoh penerapan prinsip desain dan arsitektur pada bangunan gedung yang sesuai dengan fungsinya:
- Gedung perkantoran:Desain gedung perkantoran modern umumnya mengutamakan pencahayaan alami, ventilasi yang baik, dan ruang kerja yang fleksibel untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
- Gedung rumah sakit:Desain rumah sakit harus mempertimbangkan kebutuhan pasien dan staf medis. Ruang tunggu yang nyaman, ruang perawatan yang steril, dan jalur evakuasi yang jelas adalah beberapa contohnya.
- Gedung sekolah:Desain gedung sekolah harus mendukung proses belajar mengajar. Ruang kelas yang terang, ventilasi yang baik, dan fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan laboratorium yang memadai adalah contohnya.
Pengaruh Desain dan Arsitektur terhadap Biaya dan Waktu Konstruksi, Contoh proyek konstruksi bangunan gedung
Desain dan arsitektur dapat berdampak signifikan terhadap biaya dan waktu konstruksi gedung.
- Biaya Konstruksi:Desain yang rumit dan penggunaan material mahal akan meningkatkan biaya konstruksi. Namun, desain yang efisien dan penggunaan material yang tepat dapat membantu menekan biaya.
- Waktu Konstruksi:Desain yang terencana dengan baik dan proses pengadaan material yang lancar akan mempercepat waktu konstruksi. Sebaliknya, desain yang rumit dan proses pengadaan material yang terhambat akan memperlambat waktu konstruksi.
Aspek Teknis dan Peralatan
Proyek konstruksi gedung melibatkan penggunaan berbagai teknologi dan peralatan canggih untuk memastikan kelancaran dan efisiensi proses pembangunan. Peralatan ini memiliki peran penting dalam berbagai tahapan konstruksi, mulai dari persiapan lahan hingga finishing.
Peralatan Konstruksi
Peralatan konstruksi merupakan komponen penting dalam proyek konstruksi gedung. Peralatan ini memudahkan proses konstruksi dan meningkatkan efisiensi pekerjaan. Berikut beberapa contoh peralatan konstruksi yang umum digunakan:
Peralatan | Fungsi | Contoh Penggunaan |
---|---|---|
Crane | Mengangkat dan memindahkan material berat seperti baja, beton, dan alat berat lainnya. | Mengangkat baja untuk konstruksi rangka gedung, memindahkan beton siap pakai ke lokasi pengecoran. |
Excavator | Menggali tanah, meratakan tanah, dan memindahkan material tanah. | Menggali pondasi gedung, meratakan lahan untuk konstruksi, memindahkan tanah hasil penggalian. |
Alat Pengaduk Beton | Mencampur semen, agregat, dan air untuk membuat beton siap pakai. | Membuat beton untuk pengecoran pondasi, kolom, dan lantai. |
Dump Truck | Mengangkut material seperti tanah, pasir, dan batu ke lokasi konstruksi. | Mengangkut material hasil penggalian, mengangkut pasir dan batu untuk pembuatan beton. |
Vibrator Beton | Menggetarkan beton untuk menghilangkan rongga udara dan meningkatkan kepadatan beton. | Mempadatkan beton pada saat pengecoran untuk mendapatkan beton yang kuat dan tahan lama. |
Peningkatan Efisiensi dan Kualitas
Penggunaan teknologi dan peralatan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas konstruksi gedung. Berikut beberapa contohnya:
- Crane: Penggunaan crane yang tepat dan efisien dapat mempercepat proses pengangkatan material, mengurangi risiko kecelakaan, dan meningkatkan produktivitas pekerja.
- Excavator: Excavator dengan teknologi GPS dapat membantu dalam penggalian yang presisi dan efisien, sehingga meminimalkan pemborosan material dan waktu.
- Alat Pengaduk Beton: Alat pengaduk beton dengan sistem kontrol otomatis dapat memastikan kualitas beton yang konsisten dan seragam, sehingga menghasilkan struktur yang lebih kuat dan tahan lama.
Keselamatan Kerja
Proyek konstruksi gedung merupakan kegiatan yang memiliki risiko tinggi. Oleh karena itu, keselamatan kerja menjadi aspek penting yang harus diutamakan. Penerapan prosedur keselamatan yang ketat dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja dan menjaga keselamatan pekerja.
Aspek Keselamatan Kerja
Beberapa aspek keselamatan kerja yang penting dalam proyek konstruksi gedung meliputi:
- Penggunaan APD:
- Penerapan prosedur keselamatan:
- Pengelolaan risiko:
- Pelatihan dan edukasi:
- Inspeksi dan pemeliharaan:
Checklist Keselamatan Kerja
Berikut adalah checklist keselamatan kerja yang perlu dipatuhi oleh pekerja konstruksi:
- Memakai helm saat bekerja di ketinggian.
- Memakai sepatu keselamatan dengan ujung kaki baja.
- Memakai kacamata pengaman saat bekerja dengan bahan kimia atau debu.
- Memakai sarung tangan saat bekerja dengan bahan kasar atau tajam.
- Menggunakan alat pelindung pernapasan saat bekerja di lingkungan yang berdebu atau mengandung gas berbahaya.
- Memeriksa peralatan kerja sebelum digunakan.
- Mematuhi semua peraturan keselamatan yang berlaku.
- Melaporkan setiap potensi bahaya atau kecelakaan kepada pengawas.
Meminimalisir Risiko Kecelakaan Kerja
Beberapa cara untuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja dan meningkatkan keselamatan pekerja dalam proyek konstruksi gedung:
- Melakukan analisis risiko dan identifikasi bahaya.
- Mengembangkan prosedur keselamatan kerja yang komprehensif.
- Melaksanakan pelatihan dan edukasi keselamatan kerja secara berkala.
- Memastikan ketersediaan APD yang sesuai dan layak.
- Melakukan inspeksi dan pemeliharaan peralatan kerja secara berkala.
- Menerapkan sistem manajemen keselamatan kerja yang efektif.
- Membangun budaya keselamatan kerja yang kuat di antara pekerja.
Aspek Legal dan Perizinan
Proyek konstruksi gedung tidak hanya membutuhkan perencanaan dan pelaksanaan yang matang, tetapi juga harus mematuhi peraturan dan perizinan yang berlaku. Ketidakpatuhan terhadap peraturan dapat berujung pada sanksi hukum dan kerugian finansial yang besar. Oleh karena itu, memahami aspek legal dan perizinan dalam proyek konstruksi gedung sangat penting untuk menjamin kelancaran dan legalitas proyek.
Contoh proyek konstruksi bangunan gedung bisa beragam, mulai dari gedung perkantoran hingga apartemen mewah. Salah satu alat yang sering digunakan dalam proyek konstruksi adalah angkong bangunan , yang berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan material berat. Angkong bangunan sangat membantu dalam efisiensi waktu dan tenaga pekerja, sehingga proyek konstruksi dapat berjalan lebih lancar dan tepat waktu.
Peraturan dan Perizinan
Beberapa peraturan dan perizinan yang perlu dipenuhi dalam proyek konstruksi gedung, antara lain:
- IMB (Izin Mendirikan Bangunan): IMB merupakan izin yang wajib dimiliki oleh setiap orang yang ingin membangun atau merenovasi bangunan. IMB berfungsi sebagai bukti bahwa bangunan tersebut telah memenuhi persyaratan teknis dan peraturan yang berlaku. Proses pengurusan IMB melibatkan pengajuan permohonan, verifikasi dokumen, dan pemeriksaan lapangan.
- UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan): UKL-UPL merupakan dokumen yang berisi rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan dijalankan selama proses konstruksi dan pengoperasian bangunan. Dokumen ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan memastikan pembangunan berkelanjutan.
Proses Pengurusan Perizinan
Proses pengurusan perizinan konstruksi gedung umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Persiapan Dokumen: Mengumpulkan dan melengkapi dokumen persyaratan, seperti desain bangunan, analisis tanah, dan surat kepemilikan tanah.
- Pengajuan Permohonan: Mengajukan permohonan IMB dan UKL-UPL kepada instansi terkait, seperti Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
- Verifikasi Dokumen: Petugas instansi terkait akan memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen yang diajukan.
- Pemeriksaan Lapangan: Petugas akan melakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan bahwa rencana pembangunan sesuai dengan persyaratan teknis dan peraturan yang berlaku.
- Penerbitan Izin: Jika semua persyaratan terpenuhi, instansi terkait akan menerbitkan IMB dan UKL-UPL.
Sanksi dan Konsekuensi
Pelanggaran peraturan dan perizinan dalam proyek konstruksi gedung dapat berakibat fatal, seperti:
- Denda Administratif: Instansi terkait dapat menjatuhkan denda kepada pelanggar.
- Penghentian Pekerjaan: Pekerjaan konstruksi dapat dihentikan sementara atau bahkan dihentikan permanen.
- Pembongkaran Bangunan: Bangunan yang dibangun tanpa izin atau tidak sesuai dengan perizinan dapat dibongkar.
- Proses Hukum: Pelanggar dapat dijerat dengan hukuman pidana dan denda yang lebih berat.
Penutupan
Memahami proyek konstruksi bangunan gedung secara menyeluruh sangat penting untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan proyek. Dengan mengetahui tahapan proyek, jenis konstruksi, elemen bangunan, aspek desain, teknologi, keselamatan kerja, dan aspek legal, Anda dapat menghadapi tantangan proyek dengan lebih baik dan menghasilkan bangunan yang aman, fungsional, dan estetis.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Apa saja contoh bangunan gedung yang umum dijumpai?
Contoh bangunan gedung yang umum dijumpai adalah gedung perkantoran, gedung apartemen, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gedung perbelanjaan, dan gedung hotel.
Bagaimana cara memilih jenis konstruksi yang tepat untuk proyek bangunan gedung?
Pemilihan jenis konstruksi tergantung pada faktor seperti jenis bangunan, lokasi, anggaran, dan kebutuhan fungsional. Konsultasikan dengan arsitek dan insinyur konstruksi untuk mendapatkan saran yang tepat.
Apa saja risiko yang mungkin terjadi dalam proyek konstruksi bangunan gedung?
Risiko dalam proyek konstruksi bangunan gedung antara lain kecelakaan kerja, penundaan proyek, kelebihan anggaran, dan kerusakan bangunan.