Contoh Persetujuan Bangunan Gedung: Panduan Lengkap untuk Membangun Aman dan Legal

Contoh persetujuan bangunan gedung

Contoh persetujuan bangunan gedung – Membangun rumah atau gedung impian tentu menjadi momen yang membahagiakan. Namun, sebelum proses pembangunan dimulai, ada satu hal penting yang harus dipenuhi: Persetujuan Bangunan Gedung. Dokumen ini layaknya “izin resmi” yang menjamin bangunan Anda dibangun sesuai standar keamanan dan peraturan yang berlaku.

Tanpa persetujuan ini, bangunan Anda berisiko dibongkar dan Anda bisa dikenai sanksi hukum.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang contoh persetujuan bangunan gedung, mulai dari pengertian, tahapan permohonan, persyaratan teknis, jenis-jenisnya, hingga peran dan tanggung jawab pihak terkait. Simak selengkapnya agar Anda dapat membangun dengan tenang dan legal!

Pengertian Persetujuan Bangunan Gedung

Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) merupakan izin yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemilik bangunan atau pengembang untuk membangun, mengubah, atau merobohkan bangunan. PBG menjadi bukti legalitas bangunan dan memastikan bahwa pembangunan dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga tercipta lingkungan yang aman, tertib, dan nyaman.

Tujuan dan Pentingnya Persetujuan Bangunan Gedung

PBG memiliki peran penting dalam pembangunan dan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  • Menjamin keamanan dan keselamatan bangunan, baik bagi penghuni maupun masyarakat di sekitarnya.
  • Mencegah kerusakan lingkungan dan menjaga kelestarian alam.
  • Menata ruang dan menciptakan lingkungan yang tertib dan estetis.
  • Mempermudah proses pembangunan dan meminimalkan konflik antar pemilik bangunan.
  • Menjamin bahwa bangunan dibangun sesuai dengan rencana dan standar yang telah ditentukan.

Dasar Hukum Persetujuan Bangunan Gedung

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang PBG di Indonesia meliputi:

  • Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
  • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung.
  • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2010 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
  • Peraturan Daerah (Perda) tentang Bangunan Gedung yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah daerah.

Contoh Ilustrasi Permohonan Persetujuan Bangunan Gedung

Misalnya, Pak Budi ingin membangun rumah baru di lahan miliknya. Pak Budi perlu mengajukan permohonan PBG kepada pemerintah daerah setempat. Dalam permohonan tersebut, Pak Budi harus menyertakan beberapa dokumen, seperti:

  • Surat permohonan PBG.
  • Surat kepemilikan lahan.
  • Gambar desain bangunan.
  • Surat izin gangguan dari pihak terkait, seperti PLN dan PDAM.
  • Surat pernyataan kesanggupan untuk membangun sesuai dengan aturan yang berlaku.

Setelah mengajukan permohonan, pihak pemerintah daerah akan melakukan verifikasi dan pengecekan terhadap dokumen dan rencana pembangunan. Jika memenuhi syarat, PBG akan diterbitkan. PBG ini kemudian menjadi bukti legalitas pembangunan rumah Pak Budi.

Tahapan Permohonan Persetujuan Bangunan Gedung

Contoh persetujuan bangunan gedung

Permohonan persetujuan bangunan gedung merupakan proses yang penting untuk memastikan bangunan yang akan dibangun aman, memenuhi standar, dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Proses ini melibatkan beberapa tahapan yang harus dilalui oleh pemohon, mulai dari pengajuan permohonan hingga penerbitan izin.

Tahapan Permohonan Persetujuan Bangunan Gedung

Berikut adalah tahapan permohonan persetujuan bangunan gedung yang umumnya dilakukan:

Tahapan Persyaratan Dokumen Prosedur Jangka Waktu
Pengajuan Permohonan
  • Surat permohonan
  • Surat kuasa (jika diperlukan)
  • Identitas pemohon (KTP, NPWP)
  • Bukti kepemilikan tanah (sertifikat tanah)
  • Denah bangunan (arsitektur dan struktur)
  • Gambar rencana bangunan (tampak, denah, potongan)
  • Spesifikasi teknis bangunan
Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis ke instansi terkait (Dinas PUPR atau instansi serupa) dengan menyerahkan dokumen yang diperlukan. 7 hari kerja
Verifikasi Dokumen Instansi terkait akan melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen yang diajukan. 14 hari kerja
Pemeriksaan Teknis Instansi terkait akan melakukan pemeriksaan teknis terhadap rencana bangunan, meliputi aspek arsitektur, struktur, dan kelayakan bangunan. 21 hari kerja
Evaluasi dan Persetujuan Berdasarkan hasil verifikasi dan pemeriksaan teknis, instansi terkait akan melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan. 14 hari kerja
Penerbitan Izin Jika permohonan disetujui, instansi terkait akan menerbitkan izin bangunan gedung. 7 hari kerja

Contoh ilustrasi setiap tahapan:

Pengajuan Permohonan:Pemohon menyerahkan surat permohonan, identitas pemohon, bukti kepemilikan tanah, denah bangunan, gambar rencana bangunan, dan spesifikasi teknis bangunan ke Dinas PUPR setempat.

Verifikasi Dokumen:Petugas Dinas PUPR memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen yang diajukan, seperti memastikan bahwa sertifikat tanah sesuai dengan identitas pemohon dan denah bangunan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pemeriksaan Teknis:Tim teknis Dinas PUPR melakukan pemeriksaan terhadap rencana bangunan, seperti memastikan bahwa struktur bangunan aman, desain bangunan sesuai dengan standar, dan tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Evaluasi dan Persetujuan:Tim evaluasi Dinas PUPR akan menilai hasil verifikasi dan pemeriksaan teknis, serta mempertimbangkan aspek keamanan, kelayakan, dan kesesuaian bangunan dengan peraturan yang berlaku. Jika memenuhi syarat, permohonan akan disetujui.

Contoh persetujuan bangunan gedung biasanya memuat informasi lengkap mengenai rencana pembangunan. Nah, untuk memenuhi kebutuhan material bangunan yang berkualitas, kamu bisa cek toko mitra bangunan yang menyediakan berbagai macam bahan bangunan dengan harga bersaing. Dengan bahan bangunan yang lengkap dan berkualitas, kamu bisa mewujudkan impianmu membangun rumah impian yang aman dan nyaman.

Ingat, persetujuan bangunan gedung yang lengkap dan detail sangat penting untuk kelancaran proses pembangunan.

Penerbitan Izin:Setelah permohonan disetujui, Dinas PUPR akan menerbitkan izin bangunan gedung yang berisi informasi tentang bangunan yang akan dibangun, seperti jenis bangunan, luas bangunan, dan jangka waktu pembangunan.

Contoh persetujuan bangunan gedung bisa jadi terlihat rumit, tapi sebenarnya bisa dipahami dengan mudah. Yang penting adalah memahami dasar hukumnya, yaitu pp tentang bangunan gedung. Peraturan ini menjelaskan secara detail tentang persyaratan, prosedur, dan standar yang harus dipenuhi untuk membangun gedung.

Dengan memahami peraturan ini, kamu bisa lebih mudah dalam melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan bangunan.

Persyaratan Teknis Persetujuan Bangunan Gedung

Contoh persetujuan bangunan gedung

Mendapatkan persetujuan bangunan gedung (IMB) memerlukan pemenuhan persyaratan teknis yang ketat. Persyaratan ini bertujuan untuk memastikan bangunan aman, nyaman, dan ramah lingkungan. Persyaratan teknis mencakup aspek konstruksi, arsitektur, dan lingkungan. Setiap aspek memiliki standar dan regulasi yang berlaku untuk memastikan bangunan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Aspek Konstruksi, Contoh persetujuan bangunan gedung

Aspek konstruksi meliputi berbagai persyaratan yang berkaitan dengan struktur bangunan, bahan bangunan, dan metode konstruksi. Tujuannya adalah untuk memastikan bangunan kokoh dan tahan lama, serta aman bagi penghuninya.

Contoh persetujuan bangunan gedung biasanya mencakup berbagai aspek, mulai dari desain hingga keamanan. Namun, jangan lupakan juga aspek estetika dan fungsionalitas. Membangun plaza bangunan seperti yang dijelaskan di plaza bangunan bisa jadi salah satu solusi untuk meningkatkan nilai estetika dan fungsionalitas bangunan.

Contoh persetujuan bangunan gedung yang baik akan mempertimbangkan semua aspek tersebut, termasuk keberadaan plaza bangunan yang menarik dan bermanfaat bagi penghuni dan pengunjung.

  • Kuat Geser dan Tahan Gempa: Bangunan harus mampu menahan beban geser dan gaya gempa sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku di wilayah tersebut. Standar ini mempertimbangkan zona gempa dan jenis tanah di lokasi bangunan.
  • Beban dan Tegangan: Bangunan harus dirancang untuk menahan beban yang ditimbulkan oleh penggunaannya, seperti beban mati (berat bangunan itu sendiri), beban hidup (orang, furnitur), dan beban angin. Beban dan tegangan harus dihitung dengan cermat untuk memastikan keamanan struktur.
  • Bahan Bangunan: Bahan bangunan yang digunakan harus sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku. Bahan bangunan harus memiliki kekuatan, ketahanan, dan keamanan yang terjamin. Contohnya, beton harus memiliki kekuatan tekan minimal tertentu, baja harus memenuhi standar kekuatan tarik, dan kayu harus dirawat agar tahan terhadap serangan rayap.

  • Metode Konstruksi: Metode konstruksi yang digunakan harus sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku. Pekerjaan konstruksi harus dilakukan oleh tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman, serta diawasi oleh pengawas yang berkompeten.

Aspek Arsitektur

Aspek arsitektur mencakup persyaratan yang berkaitan dengan desain bangunan, estetika, dan fungsionalitas. Tujuannya adalah untuk menciptakan bangunan yang indah, nyaman, dan fungsional sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.

  • Bentuk dan Tata Letak: Bentuk dan tata letak bangunan harus sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku. Bangunan harus memiliki sirkulasi udara yang baik, pencahayaan yang memadai, dan aksesibilitas yang mudah. Contohnya, lebar jalan masuk dan keluar bangunan harus memenuhi standar minimal, serta jumlah dan ukuran jendela harus cukup untuk memberikan pencahayaan yang memadai.

  • Estetika: Desain bangunan harus mempertimbangkan estetika dan harmoni dengan lingkungan sekitarnya. Bangunan harus memiliki tampilan yang menarik dan tidak mengganggu keindahan lingkungan. Contohnya, penggunaan warna dan material bangunan harus selaras dengan lingkungan sekitarnya.
  • Fungsionalitas: Bangunan harus dirancang dengan fungsi yang sesuai dengan peruntukannya. Contohnya, bangunan rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap yang memadai, ruang operasi yang steril, dan ruang tunggu yang nyaman.

Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan mencakup persyaratan yang berkaitan dengan dampak bangunan terhadap lingkungan sekitar. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak negatif bangunan terhadap lingkungan, seperti polusi udara, polusi air, dan pencemaran suara.

  • Pengolahan Limbah: Bangunan harus memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Sistem pengolahan limbah harus dirancang sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku.
  • Efisiensi Energi: Bangunan harus dirancang untuk menggunakan energi secara efisien. Contohnya, penggunaan bahan bangunan yang memiliki nilai isolasi termal yang baik, penggunaan sistem pencahayaan hemat energi, dan penggunaan sistem ventilasi yang efektif.
  • Penghijauan: Bangunan harus memiliki area hijau yang memadai untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Area hijau dapat berupa taman, ruang terbuka hijau, atau atap hijau.

Jenis-Jenis Persetujuan Bangunan Gedung

Persetujuan bangunan gedung merupakan proses penting dalam pembangunan gedung yang memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar yang berlaku. Jenis-jenis persetujuan bangunan gedung ini diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor, seperti klasifikasi bangunan, fungsi, atau skala proyek.

Persetujuan Bangunan Gedung Berdasarkan Klasifikasi Bangunan

Klasifikasi bangunan, seperti bangunan rumah tinggal, bangunan komersial, atau bangunan industri, memengaruhi jenis persetujuan yang diperlukan. Berikut beberapa contohnya:

  • Bangunan Rumah Tinggal: Untuk bangunan rumah tinggal, biasanya diperlukan persetujuan IMB (Izin Mendirikan Bangunan). IMB ini merupakan izin dasar yang harus diperoleh sebelum memulai pembangunan rumah tinggal. Persyaratannya meliputi rencana bangunan, dokumen kepemilikan tanah, dan persyaratan lainnya sesuai peraturan daerah setempat.

  • Bangunan Komersial: Bangunan komersial, seperti pusat perbelanjaan atau hotel, biasanya memerlukan persetujuan IMB dan izin-izin khusus lainnya, seperti izin gangguan, izin usaha, dan izin lingkungan. Persyaratannya lebih kompleks, termasuk analisis dampak lingkungan, rencana pengelolaan limbah, dan persyaratan keselamatan.
  • Bangunan Industri: Bangunan industri, seperti pabrik atau gudang, memerlukan persetujuan IMB, izin gangguan, izin lingkungan, dan izin lainnya yang terkait dengan aktivitas industri. Persyaratannya meliputi analisis dampak lingkungan, rencana pengelolaan limbah, dan persyaratan keselamatan yang lebih ketat.

Persetujuan Bangunan Gedung Berdasarkan Fungsi

Fungsi bangunan juga memengaruhi jenis persetujuan yang diperlukan. Contohnya:

  • Bangunan Pendidikan: Bangunan pendidikan, seperti sekolah atau universitas, memerlukan persetujuan IMB dan izin-izin khusus lainnya, seperti izin operasional dan izin penyelenggaraan pendidikan. Persyaratannya meliputi standar keamanan, aksesibilitas, dan fasilitas pendidikan.
  • Bangunan Kesehatan: Bangunan kesehatan, seperti rumah sakit atau klinik, memerlukan persetujuan IMB, izin operasional, dan izin-izin khusus lainnya yang terkait dengan layanan kesehatan. Persyaratannya meliputi standar keamanan, aksesibilitas, dan fasilitas kesehatan.
  • Bangunan Peribadatan: Bangunan peribadatan, seperti masjid, gereja, atau pura, memerlukan persetujuan IMB dan izin-izin khusus lainnya, seperti izin operasional dan izin penggunaan tanah. Persyaratannya meliputi standar keamanan, aksesibilitas, dan fasilitas keagamaan.

Persetujuan Bangunan Gedung Berdasarkan Skala

Skala proyek pembangunan juga memengaruhi jenis persetujuan yang diperlukan. Contohnya:

  • Bangunan Skala Kecil: Untuk bangunan skala kecil, seperti rumah tinggal atau ruko, biasanya cukup dengan persetujuan IMB. Persyaratannya relatif lebih sederhana dan proses permohonannya lebih cepat.
  • Bangunan Skala Menengah: Bangunan skala menengah, seperti gedung perkantoran atau apartemen, memerlukan persetujuan IMB dan izin-izin khusus lainnya, seperti izin gangguan, izin lingkungan, dan izin penggunaan tanah. Persyaratannya lebih kompleks dan proses permohonannya lebih lama.
  • Bangunan Skala Besar: Bangunan skala besar, seperti gedung bertingkat atau infrastruktur publik, memerlukan persetujuan IMB, izin-izin khusus lainnya, seperti izin gangguan, izin lingkungan, dan izin penggunaan tanah. Persyaratannya sangat kompleks dan proses permohonannya membutuhkan waktu yang lebih lama.

Peran dan Tanggung Jawab Pihak Terkait

Contoh persetujuan bangunan gedung

Proses permohonan dan penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) melibatkan berbagai pihak dengan peran dan tanggung jawab yang berbeda. Pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-masing pihak sangat penting untuk kelancaran proses perizinan dan tercapainya pembangunan yang aman, tertib, dan berkelanjutan.

Pemohon

Pemohon merupakan pihak yang mengajukan permohonan PBG. Biasanya, pemohon adalah pemilik atau pengembang bangunan. Pemohon bertanggung jawab untuk:

  • Menyiapkan dokumen permohonan PBG sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
  • Melakukan konsultasi dengan arsitek, insinyur, dan konsultan terkait untuk memastikan desain dan konstruksi bangunan memenuhi standar dan peraturan yang berlaku.
  • Menyerahkan dokumen permohonan PBG kepada instansi yang berwenang.
  • Melakukan pembayaran biaya administrasi PBG.
  • Menjalankan proses pembangunan sesuai dengan desain dan izin yang telah diperoleh.

Instansi Penerbit PBG

Instansi yang berwenang menerbitkan PBG adalah:

  • Pemerintah daerah melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) atau instansi terkait lainnya.

Instansi penerbit PBG memiliki tanggung jawab untuk:

  • Menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen permohonan PBG.
  • Melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap desain dan konstruksi bangunan berdasarkan peraturan yang berlaku.
  • Menerbitkan PBG jika semua persyaratan terpenuhi.
  • Melakukan pengawasan terhadap proses pembangunan untuk memastikan kepatuhan terhadap PBG dan peraturan terkait.

Arsitek dan Insinyur

Arsitek dan insinyur memiliki peran penting dalam proses permohonan PBG. Mereka bertanggung jawab untuk:

  • Merancang desain bangunan sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.
  • Memberikan konsultasi teknis kepada pemohon terkait desain dan konstruksi bangunan.
  • Menyiapkan dokumen teknis yang diperlukan untuk permohonan PBG.
  • Melakukan pengawasan terhadap proses pembangunan untuk memastikan kesesuaian dengan desain dan spesifikasi teknis.

Konsultan terkait

Konsultan terkait, seperti konsultan struktur, mekanikal, elektrikal, dan lainnya, berperan dalam:

  • Memberikan konsultasi teknis khusus terkait aspek desain dan konstruksi bangunan.
  • Menyiapkan dokumen teknis yang diperlukan untuk permohonan PBG.
  • Melakukan pengawasan terhadap proses pembangunan untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi teknis.

Mekanisme Komunikasi dan Koordinasi

Komunikasi dan koordinasi yang baik antar pihak sangat penting untuk kelancaran proses permohonan dan penerbitan PBG. Mekanisme komunikasi dan koordinasi dapat dilakukan melalui:

  • Pertemuan tatap muka antara pemohon, arsitek, insinyur, dan instansi penerbit PBG.
  • Surat menyurat resmi untuk menyampaikan informasi dan dokumen.
  • Sistem informasi online untuk memudahkan akses dan komunikasi antar pihak.

Sanksi dan Konsekuensi

Nah, setelah mengetahui proses persetujuan bangunan gedung, penting juga untuk memahami sanksi dan konsekuensi yang bisa dijatuhkan kalau ada pelanggaran peraturan. Kenapa? Karena hal ini berkaitan dengan keamanan, estetika, dan kelancaran pembangunan di suatu wilayah. Bayangkan kalau bangunan dibangun sembarangan, bisa membahayakan orang lain, merusak pemandangan, atau bahkan mengganggu kelancaran lalu lintas.

Makanya, ada aturan yang harus dipatuhi, dan kalau dilanggar, siap-siap menghadapi konsekuensinya.

Jenis Pelanggaran dan Sanksi

Ada berbagai jenis pelanggaran yang bisa terjadi dalam proses pembangunan gedung. Mulai dari membangun tanpa izin, tidak sesuai dengan persyaratan teknis, hingga melanggar aturan tentang tata ruang dan lingkungan. Setiap pelanggaran punya sanksi yang berbeda, disesuaikan dengan tingkat keparahannya.

  • Membangun tanpa izin: Ini adalah pelanggaran paling serius. Pemilik bangunan bisa dikenai denda, bahkan sampai bangunannya dirobohkan. Contohnya, kalau ada bangunan berdiri di lahan hijau tanpa izin, bisa dirobohkan karena melanggar aturan tata ruang.
  • Tidak sesuai dengan persyaratan teknis: Misalnya, membangun gedung dengan ketinggian melebihi batas yang diizinkan, atau menggunakan material yang tidak sesuai standar. Sanksi yang bisa dijatuhkan berupa peringatan, denda, atau bahkan penghentian pembangunan.
  • Melanggar aturan tata ruang dan lingkungan: Contohnya, membangun bangunan terlalu dekat dengan jalan, sungai, atau area hijau. Sanksi yang bisa dijatuhkan bisa berupa denda, peringatan, atau bahkan pembongkaran bangunan.

Contoh Kasus Pelanggaran

Sebagai contoh, pernah terjadi kasus di mana sebuah bangunan apartemen dirobohkan karena dibangun tanpa izin dan melanggar aturan tata ruang. Pemilik bangunan tidak mengantongi izin pembangunan, dan gedungnya dibangun di lahan hijau yang seharusnya dilindungi. Akibatnya, bangunan tersebut dirobohkan dan pemiliknya dikenai denda yang cukup besar.

Kasus ini menunjukkan bahwa aturan terkait persetujuan bangunan gedung sangat penting dan pelanggarannya akan ditindak tegas.

Proses Penyelesaian Pelanggaran

Jika terjadi pelanggaran, biasanya ada proses penyelesaian yang melibatkan pihak terkait, seperti pemerintah daerah, Dinas Tata Ruang, dan aparat penegak hukum. Prosesnya bisa berupa peringatan, pemanggilan, hingga penindakan hukum. Pemilik bangunan yang terbukti melanggar aturan akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Penutup

Contoh persetujuan bangunan gedung

Membangun dengan persetujuan bangunan gedung bukan sekadar formalitas, melainkan langkah penting untuk mewujudkan bangunan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan peraturan. Dengan memahami proses permohonan, persyaratan, dan regulasi yang berlaku, Anda dapat membangun dengan tenang dan terhindar dari masalah hukum di kemudian hari.

Ingat, membangun dengan izin resmi adalah investasi jangka panjang untuk keamanan dan keberlanjutan bangunan Anda.

Kumpulan Pertanyaan Umum: Contoh Persetujuan Bangunan Gedung

Apakah persetujuan bangunan gedung diperlukan untuk semua jenis bangunan?

Ya, persetujuan bangunan gedung diperlukan untuk semua jenis bangunan, baik rumah tinggal, gedung perkantoran, toko, pabrik, dan lain sebagainya.

Bagaimana jika saya membangun tanpa izin?

Anda bisa dikenai sanksi berupa denda, pembongkaran bangunan, atau bahkan hukuman penjara.

Dimana saya bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang persetujuan bangunan gedung?

Anda bisa menghubungi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di daerah Anda.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top