Bangunan belanda di malang – Kota Malang, dengan pesona alam dan budayanya, menyimpan jejak sejarah kolonial Belanda dalam bentuk bangunan-bangunan megah yang tersebar di berbagai sudut kota. Bangunan-bangunan ini bukan sekadar struktur tua, melainkan saksi bisu masa lampau yang menyimpan cerita menarik tentang kehidupan sosial, ekonomi, dan politik di masa kolonial.
Dari rumah tinggal bergaya arsitektur Indies hingga gedung pemerintahan yang megah, bangunan-bangunan Belanda di Malang menjadi bukti nyata pengaruh kolonialisme dan keahlian arsitektur masa lalu. Mereka juga menawarkan kesempatan untuk memahami bagaimana kota Malang berkembang dan berubah seiring waktu, serta memberikan inspirasi bagi pengembangan kota di masa depan.
Sejarah Bangunan Belanda di Malang
Malang, kota yang terletak di Jawa Timur, menyimpan jejak sejarah yang kaya, khususnya dari masa kolonial Belanda. Bangunan-bangunan berarsitektur Belanda yang masih berdiri kokoh hingga kini menjadi bukti nyata pengaruh kolonialisme di kota ini. Di balik keindahan arsitektur bangunan-bangunan tersebut, tersimpan cerita panjang tentang latar belakang pembangunan, tujuan, dan masa pembangunannya.
Latar Belakang dan Tujuan Pembangunan
Bangunan Belanda di Malang didirikan pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pembangunannya didorong oleh beberapa faktor, antara lain:
- Kebutuhan Administrasi dan Militer: Malang merupakan kota penting di Jawa Timur, sehingga menjadi pusat pemerintahan dan militer bagi Belanda. Bangunan-bangunan seperti kantor pemerintahan, markas militer, dan penjara dibangun untuk menunjang kegiatan administrasi dan militer mereka.
- Perkembangan Ekonomi: Malang merupakan pusat perdagangan dan pertanian yang penting. Bangunan-bangunan seperti gudang penyimpanan, pabrik, dan rumah tinggal dibangun untuk mendukung kegiatan ekonomi di kota ini.
- Peningkatan Status Sosial: Bangunan-bangunan Belanda di Malang juga mencerminkan status sosial dan kekuasaan Belanda di Indonesia. Bangunan-bangunan seperti rumah tinggal mewah dan gedung-gedung pemerintahan dibangun dengan arsitektur yang megah dan megah untuk menunjukkan keunggulan mereka.
Contoh Bangunan Belanda di Malang
Salah satu contoh bangunan Belanda di Malang yang memiliki nilai sejarah penting adalah Gedung Balai Kota Malang. Gedung ini dibangun pada tahun 1926 dan merupakan salah satu bangunan yang paling ikonik di kota Malang. Gedung ini dirancang oleh arsitek Belanda, J.L.C.A. van der Hoop, dan merupakan contoh arsitektur Indische Stijl, yaitu gaya arsitektur yang memadukan unsur-unsur tradisional Jawa dengan gaya arsitektur Belanda.
Gedung Balai Kota Malang awalnya berfungsi sebagai kantor pemerintahan kota Malang. Gedung ini memiliki ciri khas berupa atap limasan yang tinggi, jendela-jendela besar, dan balkon yang luas. Gedung ini juga dihiasi dengan ornamen-ornamen khas Jawa, seperti ukiran kayu dan relief.
Selain fungsi pemerintahan, gedung ini juga digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat, seperti pameran seni dan pertunjukan musik.
Bangunan Belanda di Malang punya pesona tersendiri, dengan arsitektur klasik yang memikat. Kalau kamu ingin membangun rumah dengan gaya serupa, tentu saja kamu perlu memperhatikan biaya pembangunannya. Nah, untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai harga bahan bangunan di tahun 2023, kamu bisa mengunduh daftar harga bahan bangunan 2023 pdf ini.
Dengan begitu, kamu bisa memperkirakan anggaran dan menentukan material yang sesuai dengan budgetmu, sehingga bisa mewujudkan rumah impian dengan gaya bangunan Belanda yang indah dan elegan.
Daftar Bangunan Belanda di Malang
Nama Bangunan | Tahun Pembangunan | Arsitek | Fungsi Awal |
---|---|---|---|
Gedung Balai Kota Malang | 1926 | J.L.C.A. van der Hoop | Kantor Pemerintahan Kota Malang |
Gedung Museum Malang | 1928 | – | Museum |
Gedung Gereja Blenduk | 1879 | – | Gereja |
Gedung Kantor Pos Besar Malang | 1929 | – | Kantor Pos |
Gedung Lawang Sewu | 1919 | – | Stasiun Kereta Api |
Arsitektur Bangunan Belanda di Malang
Kota Malang, dengan sejarahnya yang kaya, menyimpan jejak arsitektur Belanda yang menawan. Bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial ini bukan sekadar bukti masa lalu, tetapi juga jendela menuju gaya hidup dan estetika zaman itu. Arsitektur Belanda di Malang memiliki ciri khas yang unik, memadukan pengaruh Eropa dengan sentuhan lokal, melahirkan sebuah gaya arsitektur yang khas dan memesona.
Ciri Khas Arsitektur Bangunan Belanda di Malang
Bangunan Belanda di Malang umumnya menampilkan ciri khas arsitektur yang menonjol, baik dalam gaya, material, maupun ornamennya. Beberapa ciri khas tersebut meliputi:
- Gaya Arsitektur:Bangunan Belanda di Malang umumnya mengadopsi gaya arsitektur Eropa, seperti Art Deco, Indies, dan Neo-klasik. Gaya Art Deco, dengan ciri khas geometrisnya yang tegas dan penggunaan bahan-bahan modern, terlihat pada bangunan seperti Gedung Bank Indonesia Cabang Malang. Sementara itu, gaya Indies, yang memadukan elemen arsitektur tradisional Jawa dengan sentuhan Eropa, terlihat pada bangunan seperti Rumah Sakit Saiful Anwar.
Bangunan dengan gaya Neo-klasik, yang mengusung bentuk simetris dan ornamen klasik, dapat kita lihat pada bangunan seperti Gedung Kesenian Graha Cakrawala.
- Material Bangunan:Bahan bangunan yang umum digunakan dalam arsitektur Belanda di Malang meliputi batu bata, kayu jati, dan plesteran. Penggunaan batu bata merah yang khas, memberikan kesan kokoh dan tradisional, sementara kayu jati memberikan kesan mewah dan elegan. Plesteran pada dinding dan ornamen memberikan sentuhan halus dan estetis pada bangunan.
- Ornamen:Ornamen pada bangunan Belanda di Malang juga beragam, meliputi ukiran kayu, relief, dan jendela kaca patri. Ukiran kayu pada kusen jendela dan pintu, serta pada langit-langit, menampilkan motif flora dan fauna yang khas. Relief pada dinding bangunan, umumnya menggambarkan cerita atau simbol tertentu, memberikan nilai estetis dan historis pada bangunan.
Jendela kaca patri, yang umumnya berwarna-warni dan menampilkan motif geometris, memberikan kesan mewah dan elegan pada bangunan.
Contoh Bangunan Belanda di Malang
Beberapa bangunan Belanda di Malang menonjolkan ciri khas arsitektur tertentu, menjadi bukti nyata keanekaragaman gaya arsitektur Belanda di kota ini.
- Gedung Bank Indonesia Cabang Malang:Bangunan ini merupakan contoh arsitektur Art Deco yang khas. Ciri khas gaya ini terlihat pada penggunaan bentuk geometris yang tegas, penggunaan bahan-bahan modern, dan ornamen yang sederhana namun elegan. Bangunan ini memiliki facade yang menarik dengan kombinasi batu bata merah dan plesteran putih, serta jendela kaca patri yang berwarna-warni.
- Rumah Sakit Saiful Anwar:Bangunan ini menampilkan ciri khas arsitektur Indies, dengan memadukan elemen arsitektur tradisional Jawa dengan sentuhan Eropa. Bangunan ini memiliki atap joglo yang khas, serta ornamen kayu yang rumit dan detail. Rumah Sakit Saiful Anwar juga memiliki halaman yang luas dan taman yang indah, yang memberikan kesan tenang dan nyaman.
- Gedung Kesenian Graha Cakrawala:Bangunan ini merupakan contoh arsitektur Neo-klasik, dengan ciri khas bentuk simetris dan ornamen klasik. Bangunan ini memiliki facade yang indah dengan kombinasi batu bata merah dan plesteran putih, serta kolom-kolom klasik yang kokoh. Gedung Kesenian Graha Cakrawala juga memiliki taman yang indah, yang menjadi tempat yang ideal untuk menikmati pertunjukan seni.
“Arsitektur Belanda di Malang merupakan perpaduan yang menarik antara gaya Eropa dan sentuhan lokal. Bangunan-bangunan ini bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai dan estetika masa lalu. Arsitektur Belanda di Malang telah memberikan pengaruh yang besar pada perkembangan arsitektur di kota ini.”
Arsitek Ahli
Peran Bangunan Belanda di Malang
Bangunan-bangunan peninggalan Belanda di Malang tidak hanya berfungsi sebagai simbol masa lalu, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik pada masa kolonial. Arsitektur yang megah dan desain yang khas menjadi bukti nyata pengaruh Belanda di kota ini, yang hingga kini masih terasa.
Pusat Pemerintahan, Bangunan belanda di malang
Bangunan Belanda di Malang berperan penting dalam menjalankan roda pemerintahan kolonial. Bangunan-bangunan ini digunakan sebagai kantor pemerintahan, tempat pengadilan, dan pusat administrasi. Contohnya adalah Gedung Balai Kota Malang yang dulunya merupakan kantor pemerintahan Belanda. Arsitektur bangunan ini mencerminkan gaya arsitektur Belanda yang khas, dengan desain yang megah dan kokoh.
Pusat Perdagangan
Malang juga menjadi pusat perdagangan penting pada masa kolonial. Bangunan Belanda berperan dalam menunjang aktivitas perdagangan, baik sebagai tempat penyimpanan barang, kantor dagang, maupun toko-toko. Salah satu contohnya adalah Gedung Pasar Besar Malang, yang dulunya merupakan pusat perdagangan yang ramai.
Bangunan Belanda di Malang menyimpan pesona sejarah yang tak ternilai. Arsitektur klasiknya yang megah, seperti Gedung Balai Kota Malang, mengingatkan kita pada masa lampau. Jika Anda berencana menyewakan bangunan bersejarah ini, pastikan Anda memahami peraturan perpajakan terkait. Penting untuk mengetahui tentang pph final sewa bangunan agar proses bisnis Anda berjalan lancar dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Bangunan Belanda di Malang bukan hanya aset bersejarah, tetapi juga investasi yang menjanjikan, jika dikelola dengan baik dan sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.
Bangunan ini memiliki desain yang unik, dengan atap yang tinggi dan ventilasi yang baik, yang mendukung kegiatan perdagangan dan penyimpanan barang.
Bangunan Belanda di Malang, seperti Gedung Kesenian dan Balai Kota, mencerminkan arsitektur Eropa yang mewah. Namun, jika kita perhatikan lebih dalam, terdapat unsur-unsur lokal yang menyatu di dalamnya.
Ini merupakan contoh jelas bagaimana akulturasi antara Islam dengan budaya sebelumnya dalam seni bangunan adalah proses yang berlangsung sepanjang sejarah. Di Malang, kita bisa melihat pengaruh arsitektur Islam pada bangunan Belanda, misalnya pada ornamen geometris dan kubah yang sering ditemukan pada bangunan bersejarah di kota ini.
Pusat Pendidikan
Bangunan Belanda di Malang juga berperan dalam bidang pendidikan. Beberapa bangunan digunakan sebagai sekolah, baik untuk anak-anak pribumi maupun anak-anak Belanda. Contohnya adalah Gedung SMA Negeri 1 Malang, yang dulunya merupakan sekolah Belanda. Bangunan ini memiliki desain yang sederhana namun elegan, dengan ruang kelas yang luas dan halaman yang hijau, yang mendukung proses belajar mengajar.
Pelestarian Bangunan Belanda di Malang
Kota Malang, dengan sejarahnya yang kaya, memiliki banyak bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda. Bangunan-bangunan ini bukan sekadar bukti masa lalu, tetapi juga memiliki nilai sejarah, arsitektur, dan budaya yang tinggi. Untuk menjaga kelestariannya, berbagai upaya pelestarian dilakukan, mulai dari konservasi, restorasi, hingga revitalisasi.
Upaya Pelestarian Bangunan Belanda di Malang
Pelestarian bangunan Belanda di Malang melibatkan berbagai upaya untuk menjaga keutuhan dan nilai estetika bangunan. Upaya konservasi, restorasi, dan revitalisasi dilakukan secara terintegrasi untuk memastikan bangunan tersebut tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Contoh Bangunan Belanda di Malang yang Direnovasi
Beberapa bangunan Belanda di Malang telah direnovasi dan diubah fungsinya menjadi museum, hotel, atau tempat wisata. Berikut beberapa contohnya:
- Gedung Balai Kota Malang: Gedung ini dulunya merupakan kantor pemerintahan Hindia Belanda. Setelah direnovasi, gedung ini kini menjadi museum yang menyimpan berbagai koleksi sejarah dan budaya Kota Malang.
- Hotel Tugu Malang: Bangunan ini awalnya merupakan rumah seorang pengusaha Belanda. Setelah direnovasi, hotel ini menjadi salah satu hotel bersejarah di Malang dengan mempertahankan arsitektur kolonialnya.
- Museum Angkut: Museum ini berlokasi di bangunan bekas pabrik gula. Koleksi museum ini menampilkan berbagai macam kendaraan dari berbagai negara dan zaman, termasuk kendaraan bersejarah dari era kolonial Belanda.
Daftar Bangunan Belanda di Malang yang Dilindungi
Beberapa bangunan Belanda di Malang ditetapkan sebagai cagar budaya. Penetapan ini dilakukan untuk melindungi bangunan-bangunan tersebut dari kerusakan dan perubahan yang tidak terkendali. Berikut beberapa contoh bangunan Belanda di Malang yang dilindungi:
- Gedung Balai Kota Malang: Bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya karena memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi. Gedung ini merupakan contoh arsitektur kolonial Belanda yang khas, dengan kombinasi gaya arsitektur Eropa dan lokal.
- Gedung Kesenian Graha Cakrawala: Gedung ini dulunya merupakan gedung bioskop. Setelah direnovasi, gedung ini kini menjadi tempat pertunjukan seni dan budaya. Bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya karena nilai sejarah dan arsitekturnya.
- Gedung Museum Brawijaya: Bangunan ini dulunya merupakan kantor militer Belanda. Setelah direnovasi, gedung ini kini menjadi museum yang menyimpan koleksi sejarah perjuangan rakyat Malang. Bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya karena nilai sejarah dan arsitekturnya.
Simpulan Akhir
Bangunan Belanda di Malang bukan hanya sekadar objek wisata, melainkan warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan. Melalui upaya pelestarian dan revitalisasi, bangunan-bangunan ini dapat terus menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi generasi mendatang. Semoga cerita di balik bangunan-bangunan ini terus hidup dan menginspirasi kita untuk menghargai sejarah dan warisan budaya yang kita miliki.
Pertanyaan yang Sering Muncul
Apakah semua bangunan Belanda di Malang masih berdiri?
Tidak semua bangunan Belanda di Malang masih berdiri. Beberapa bangunan telah mengalami kerusakan akibat bencana alam, kebakaran, atau renovasi yang tidak tepat. Namun, masih banyak bangunan yang terjaga dengan baik dan menjadi objek wisata.
Apakah ada bangunan Belanda di Malang yang diubah fungsinya?
Ya, banyak bangunan Belanda di Malang yang diubah fungsinya. Contohnya, Gedung Kesenian Malang yang dulunya merupakan kantor pos, kini menjadi tempat pertunjukan seni.
Bagaimana cara mengunjungi bangunan-bangunan Belanda di Malang?
Anda dapat mengunjungi bangunan-bangunan Belanda di Malang dengan mengikuti tur wisata atau mengunjungi secara mandiri. Pastikan untuk mencari informasi tentang jam buka dan tiket masuk sebelum berkunjung.